Dia diperkosa, Lalu Dipenjara

“Jika istri saya pergi ke pasar tanpa izin, saya akan membunuhnya. Ini budaya kami,”kata Qayum menegaskan,”Ini Afganistan, bukan Amerika.”

LELAKI pemerkosanya itu dipenjara 20 tahun karena pembunuhan, tetapi nasib Rukhma berakhir di bui jua.

“Mengapa saya di sini ?” Saya tak bersalah,”kata Rukhma, perempuan Pakistan berjilbab hitam itu, sambil menangis dan menimang bayinya yang dilahirkan di penjara.

“Betapa kejinya menyaksikan putramu dibunuh di depan matamu dan kemudian kamu yang dipenjara,”katanya sambil duduk di lantai penjara yang bau itu pada April lalu.

Dia bercerita, di Pakistan, dulu dia dinikahkan dengan seorang lelaki yang suka memukul—ketika usianya masih belasan tahun. Dari lelaki itu dia melahirkan Bilal, putra pertamanya, tiga tahun lalu. Dia kemudian menceraikannya dan menikah dengan lelaki lain, yang membuatnya hamil tahun lalu.

Seorang perempuan tetangganya lantas menculik dan membawa Rukhma melintasi perbatasan ke Afganistan bersama Bilal. Dia dijual ke Yarul, lelaki Afganistan yang mengklaim Rukhma sebagai istrinya dan memperkosanya selama tiga bulan.

* * *

SUATU hari Rukhma mendengar Yarul akan menjualnya ke lelaki lain, yang menginginkan dirinya tapi tak menghendaki putranya. Takut kehilangan Bilal, suatu malam pada musim panas tahun lalu dia kabur. Tapi Yarul menemukan dan menyeretnya pulang. Ia memukuli Rakhma dan Bilal berkali-kali.

Bocah itu terbaring di bawah selimut, setengah sadar, dengan darah mengucur dari mulutnya. Ketika Rukhma mengangkat selimut itu, Bilal menatapnya. “Saya mengerti itulah napas terakhirnya dan kemudian dia meninggal. Itulah terakhir kalinya kami saling menatap,”kata Rukhma.

Polisi kemudian datang dan menahan Yarul, juga Rukhma. Perempuan malang itu dihukum 5 tahun penjara pada 5 Desember tahun lalu karena berzina dan kabur dari rumahnya di Pakistan.

Jaksa penuntut kasus ini, Abdul Qayum, mengakui Rakhma diperkosa Yarul, tapi tetap menyalahkannya. “Dia tinggal beberapa malam dengan lelaki itu. Dia telah berzina. Pemerkosaan terjadi, tapi perempuan itu juga bersalah,”katanya.

* * *

JATUHNYA pemerintahan Taliban enam tahun lalu telah memberi hak-hak baru bagi kaum perempuan di sana, seperti bersekolah atau bekerja, yang dilindungi konstitusi.

Di sebagian wilayah Afganistan dan Pakistan dengan adat sosial yang ketat, perempuan yang meninggalkan rumah tanpa izin keluarganya lazim dicurigai telah berselingkuh, dan dapat didakwa berzina.

Komisi Independen Hak Asasi Manusia Afganistan mencatat 2.374 kasus pengaduan kekerasan terhadap perempuan pada 2007 dan 1.051 pada 2008. Kamala Janakiram, pejabat hak-hak asasi PBB di Afganistan bagian timur, mengatakan 70-80 persen kasus yang dia saksikan merupakan kasus perempuan yang mengalami kekerasan domestik, tapi dihukum karena kabur dari rumah.

Jika istri saya pergi ke pasar tanpa izin, saya akan membunuhnya. Ini budaya kami,”kata Qayum menegaskan,”Ini Afganistan, bukan Amerika.” (Koran Tempo, 13 Mei 2008)

==============================================================

http://www.ayomerdeka.wordpress.com

Tag: , , , , ,

10 Tanggapan to “Dia diperkosa, Lalu Dipenjara”

  1. Marudut Pasaribu Says:

    Satu kata untuk sekelompok manusia dan negara yang mendukung budaya ini: B I A D A B

  2. nindityo Says:

    (mungkin aku gak memahami budayanya, tapi aku tau rasa sakit seorang ibu yang kehilangan anaknya)

    ini pedih bang..

  3. tatianak2 Says:

    Salam kenal dan makasih udah me-link blog2 saya…

  4. SQ Says:

    ,”Ini Afganistan, bukan Amerika.” (dads coool) :mrgreen:

  5. Guh Says:

    Emang budayanya gitu, kalau mereka ngotot melestarikan, mungkin itu hak mereka.
    Semoga budaya mereka tidak berhasil di impor kesini oleh para afghan atau arab wannabe.

  6. Rondang br Siallagan Says:

    SADIS….!!
    Saya permisi lewat…ya, Baca2 berita…
    Saya nggak ngerti namanya politik…makanya nggak pernah beri komentar, bacanya sich enak…yach paling koment2 kecil seperti ini..ya..
    Salam.

  7. poychte Says:


    KALO MAU TRAFFIC BLOG, AYO LAH SUBMIT KE SITUS: “Worldspop.com”
    (BISA INCREASE BLOG TRAFFIC)

  8. Anonim Says:

    budaya setempat sering kali dijadikan “tameng” untuk membenarkan sebuah kesalahan…
    seharusnya, persoalan ini dilihat melalui kacamata universal humanright, bukan atas budaya setempat…
    dan di atas itu semua, ada “hakim” yg dimiliki setiap manusia, yakni HATI NURANI… tapi sayang, ia selalu ditutupi dg tameng BUDAYA bahkan juga AGAMA… 😦

    salam kenal… tukaran link ya…

  9. natazya Says:

    selalu dan selalu dari negara yang seperti ini yang katanya mayoritas beragama penganiayaan perempuan banyak terjadi

    mau mengatasnamakan budaya?

    mending mati saja sana!

  10. DDo Says:

    BENEEEEEEEEEERRRRRRRRRRRRRR GIIILLLLLLLLLLLLLLLLLLLAAAAAAAAA,.,.,.,.,.
    ADA NGGA HATI NURANI ORANG SANA?????????????????????????

Tinggalkan komentar