Anwar Ibrahim Bebas Berpolitik, Badawi Panik

Hari “kebebasan” Anwar Ibrahim adalah momentum politik yang sangat penting bagi oposisi dan juga rezim penguasa. Sebagai milestone dimulainya Gerakan Reformasi. Sebaliknya Badawi selaku penguasa, berusaha membuat hari “kebebasan” Anwar itu terasa tawar dan tak bermakna…

Oleh : Robert Manurung

TOKOH oposisi Anwar Ibrahim kini bisa leluasa memimpin gerakan reformasi di Malaysia. Pasalnya, Senin kemarin (14/4), berakhir sudah masa larangan baginya untuk melakukan kegiatan politik praktis. Sebenarnya kebebasan ini hanya bermakna formalitas; karena rezim yang berkuasa sudah kehilangan wibawa di mata rakyat; dan tidak memiliki self confident lagi untuk menindas oposisi.

Kubu oposisi menyambut peristiwa ini dengan merancang kegiatan yang terkesan sengaja menantang keangkeran ISA, undang-undang keamanan nasional yang merupakan alat rezim berkuasa untuk menindas sikap kritis dan kebebasan berekspresi. Sebaliknya, kubu PM Abdullah Ahmad Badawi tampaknya sudah sangat panik karena harus menghadapi dua front sekaligus, yaitu percekcokan internal di dalam UMNO/Barisan Nasional dan perlawanan oposisi yang mendapat simpati dari rakyat Malaysia.

Demam reformasi kini melanda rakyat Malaysia, dan Anwar Ibrahim adalah tokoh yang pas pada waktu yang tepat untuk memimpin gerakan perubahan itu. Sosoknya selaku korban politik kotor Mahatthir Mohammad, dan kemudian diteruskan oleh Badawi, membuat rakyat Malaysia bersimpati padanya dan sebaliknya merasa muak terhadap rezim berkuasa.

Simpati rakyat kemudian menjadi empati yang mendalam, demi melihat kesetiaan dan ketabahan isterinya, Wan Azizah Aziz, yang tampil memimpin pembangkangan terhadap pemerintah selama Anwar mendekam di penjara. Wan Azizah adalah Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), yang membentuk Barisan Alternatif bersama PAS dan partai DAP. Hanya dengan kekuatan tiga partai gurem itu, dalam Pemilu baru-baru ini mereka berhasil memenangkan 88 dari 222 kursi parlemen dan menguasai 5 dari 13 negara bagian.

Tanda dimulainya Gerakan Reformasi

DALAM dinamika politik di Malaysia sekarang ini, hari “kebebasan” Anwar Ibrahim adalah momentum politik yang sangat penting bagi oposisi dan juga rezim penguasa; tentu saja dari sudut kepentingan yang berlawanan. Kubu oposisi berusaha melekatkan makna pada hari yang “bersejarah” itu, sebagai milestone dimulainya Gerakan Reformasi; dengan sikap pembangkangan yang tegas dan militan. Sebaliknya kubu Badawi selaku penguasa, berusaha membuat hari “kebebasan” Anwar itu terasa tawar dan tak bermakna.

Lalu apa yang terjadi ?

Jauh-jauh hari pihak kepolisian Kuala Lumpur sudah menegaskan, aparat akan membubarkan secara paksa apabila Partai Keadilan menggelar arak-arakan dan bentuk perlawanan lainnya. Ternyata kubu Anwar tetap meneruskan rencana itu, sehingga atmosfir di Kuala Lumpur sempat memanas.

“Kami belum memberikan izin buat acara itu,”jelas Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Muhammad Sabtu Osman. “Saya minta supaya orang-orang tidak usah hadir. Acara itu dilarang,”tegasnya, seperti dilaporkan kantor berita AP dan Reuters.

Sebaliknya Wakil Presiden Partai Keadilan, Syed Husin Ali, sangat antusias ketika ditanya wartawan mengenai rencana Anwar. “Biarkan saja dia bikin kejutan,”ujarnya sambil mengungkapkan, Anwar akan berpidato untuk memaparkan rencana-rencananya ke depan.

Benar juga. Sekitar 10.000 orang berkumpul mendengarkan pidato Anwar, dan tokoh reformasi ini sempat berpidato selama satu jam, sebelum acara itu dibubarkan secara paksa oleh polisi. Sekitar 300 petugas keamanan, termasuk polisi antihuru-hara, diterjunkan ke lokasi acara; namun tidak terjadi insiden berarti dan tidak ada penangkapan.

“Polisi telah meminta kami berhenti sehingga kami membatalkannya, dan kami memilih memenuhi tuntutan itu sampai kami berhasil memimpin negara,” kata Anwar. Sedangkan

Syed Husin Ali tampak kecewa karena merasa polisi telah melanggar kesepakatan untuk membiarkan acara itu, dengan syarat harus tertib dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Sebenarnya, kubu oposisi tidak perlulah kecewa. Kalau dibandingkan dengan yang sudah-sudah, sebelum oposisi memukul keangkuhan rezim penguasa dalam Pemilu yang lalu; sikap pihak keamanan kali ini sudah berubah menjadi sangat lunak. Biasanya, mereka bahkan sudah melakukan penangkapan sebelum acara digelar, namun kali ini “sengaja” datang terlambat satu jam untuk memberi kesempatan pada Anwar berpidato.

Pendek kata, niat kubu oposisi untuk menjadikan hari “kebebasan” Anwar sebagai tonggak sejarah dimulainya Gerakan Reformasi di Malaysia sebenarnya sudah tercapai, kendati caranya memang tidak sedramatis yang diniatkan.

Badawi Panik, UMNO terancam perpecahan

SELEPAS Pilihan Raya Umum baru-baru ini, Abdullah Ahmad Badawi tak henti-hentinya mendapat tekanan dan rongrongan dari berbagai pihak. Kemenangan moril yang diraih Anwar cs dalam pemilu adalah hantaman yang sangat keras bagi Presiden UMNO ini; padahal sebelum pemilu dia sempat melakukan pembunuhan karakter terhadap Anwar. Dia menyebut mantan Deputy PM di era Mahathir itu sudah tidak relevan.

Dan hanya beberapa jam setelah hasil pemilu diketahui, krediblitas Badawi sudah langsung dirongrong oleh mantan mentornya, Mahathir Muhammad. Bekas PM Malaysia ini tanpa tedeng aling-aling menuding Badawi sebagai biang kerok kemunduran UMNO dan Barisan Nasional. Faktanya, baru kali inilah Barisan Nasional gagal meraih kemenangan mayoritas dan kehilangan kendali politik di lima negara bagian. UMNO sudah berkuasa di Malaysia sejak merdeka setengah abad silam; dan membentuk koalisi Barisan Nasional bersama puluhan partai lain.

Mahathir juga melakukan jurus lain yang membuat Badawi menderita disorientasi; yaitu pengakuan kepada media bahwa semasa berkuasa dia telah bertindak keji terhadap Anwar Ibrahim. Pengakuan ini sangat efektif memulihkan reputasi Anwar, sehingga dia kembali dipandang sebagai pahlawan Malaysia. Di sisi lain, Badawi yang masih meneruskan langgam politik warisan Mahathir, tentu saja tidak siap dengan perubahan yang mendadak itu. Mana mungkin dia bersikap ramah terhadap Anwar, apa kata dunia ?.

Kemudian Badawi melakukan kesalahan sangat fatal dengan tetap memaksakan diri menjadi Perdana Menteri. Hal itu memang tidak melanggar aturan hukum, karena Barisan Nasional yang dipimpinnya adalah pemenang pemiliu meski hanya dengan mayoritas sederhana. Namun dilihat dari moral politik, Badawi dianggap tidak tahu diri dan tak menghormati aspirasi rakyat Malaysia yang dinyatakan melalui pemilu. Kemunduran Barisan Nasional adalah karena rakyat tidak percaya lagi pada Badawi.

Kini, dengan pulihnya hak-hak politik Anwar Ibrahim, tampaknya Gerakan Reformasi akan berjalan lebih cepat dan dengan dukungan lebih besar dari rakyat Malaysia. Kepanikan dan sikap keras kepala Badawi yang tetap ngotot menduduki jabatan PM akan sangat menguntungkan bagi Gerakan Reformasi, karena bisa dipastikan akan terjadi perpecahan di dalam tubuh UMNO dan Barisan Nasional.

Mungkinkah terjadi pemilu yang dipercepat ?

ANEH tapi nyata, Badawi dengan sikap arogannya yang pernah meremehkan Anwar kini justru menjadi penolong bagi Gerakan Reformasi untuk melakukan konsolidasi dan memperluas dukungan. Semakin lama Badawi bertahan di kursi PM dan berseteru dengan politisi UMNO lainnya, semakin terbuka peluang bagi Anwar cs untuk merangkul para politisi yang relatif idealis dan barisan sakit hati di kubu Barisan Nasional dan UMNO untuk menyeberang ke kubu oposisi.

Apakah krisis politik di UMNO/Barisan Nasional akan berdampak lebih besar, sehingga Malaysia terpaksa melaksanakan pemilu yang dipercepat enam bulan atau setahun yang akan datang; guna mendapatkan mandat baru dari rakyat ?

Menarik, sangat menarik mengikuti gonjang-ganjing politik di negara tetangga ini.

http://www.ayomerdeka.wordpress.com

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

13 Tanggapan to “Anwar Ibrahim Bebas Berpolitik, Badawi Panik”

  1. anak jawa malaysia Says:

    i think you dont understand much about Mahathir and Anwar.

    i m Malaysian and i know what is good for me and my country

    you indonesian, if u dont know nothing except BULLSHIT Amin Rais Ediot friend, Bung Anwar, u just shut up and get loss with you ediot writing.

    please take good care of your poor dan corruption country. and please ask your dounkey government to get reach all bludy monkey indonesian pendatang haram i malaysia – if you can do that then you can talk about mahathir dan malaysia.

    if you like to practise SODOMY then you can go to bung anwar…

  2. nuriman Says:

    salam ziarah robert…saya suka kenal dengan semua orang..silakan mampir lagi ke blogku…saya juga suka baca penulisan anda…selamat berblog ya…..UMNO hampir lumpuh di PRU12 nanti akan bangkit suara rakyat……suara rakyat suara keramat… keadilan yang di nanti oleh semua rakyat Malaysia………..

  3. rastom Says:

    Semakin lama Badawi bertahan di kursi PM dan berseteru dengan politisi UMNO lainnya… Wah! Tepat sekali …Tuan Robert Manurung, terima kasih dan salam kenal, saya juga gembira untuk bertukar tukar link.

    Mungkin ada sedikit persamaan aura seperti di Indonesia diambang peralihan (reformasi) dulu 🙂

  4. malaysiamaju Says:

    @ anak jawa malaysia,

    kau jilatlah bontot paklah tu. dasar UMNO keparat !!

    apa yang kau tau pasal indonesia?? indonesia mungkin miskin ekonomi dan berkorupsi tapi minda dan pemikiran mereka celik dan jauh lebih maju dari malaysia!

  5. malaynium Says:

    Pak Robert & temen-temen dari Indo,

    Kebelakangan ini, blog-blog politik Malaysia tumbuh bak jamur selepas hujan. Terlalu banyak fraksi yang terdiri dari pendukung ‘Pakatan Rakyat’, Anwar Ibrahim, Abdullah Badawi, Dr. Mahathir, Tengku Razaleigh, Datuk Najib dan banyak lagi.

    Skenario politik Malaysia tika ini sangat rumit untuk dipahami oleh pemerhati dari luar dan segala tanggapan yang dibuat mungkin tidak tepat, sama seperti perbedaan NU dengan Muhammadiyah, masih belum bisa dipahami oleh masyarakat luar.

    Komentar anak jawa malaysia di atas menunjukkan bahwa beliau adalah pendukung kuat Dr. M dan el-Rastom saya tau, sememangnya berpihak kepada Pakatan Rakyat.

    Saya tetep non-partisan Pak.

    Saya saran Bapak moderate komentar di sini karena saya sudah nampak tanda-tanda ianya akan menjadi gelanggang peperangan di antara blogger-blogger malaysia yang mempunyai pendirian yang berbeda.

    salam

  6. suciptoardi Says:

    Untuk “malaysiamaju”….Anda bener banget tuh, kalau orang Indonesia, pemikirannya lebih maju dari orang Indonesia…

  7. malaysian jati Says:

    Why need to moderate when what Bang Robert said was plain truth ? Why the need to pacify the increasing number of bloggers who have their own political leaning ? This is a new world we are living in ….. where the internet provides the platform that tragress over political leanings, beliefs etc.

    and one word of advice to anak jawa malaysia ….. gone are the days where we, Malaysian, think lowly of indonesia. What you see in front of you, that is all the immigrants from indonesia, does not reflect what is coming ….. indonesia has the making and is progressing to be a reckon economic force in south east asia. and its influence in geo-political landscape in SEA is increasing. Yes we Malaysians always ‘pandang sinis’ to the immigrants but one day, the scenario will be the opposite in the near future ….. more and more malaysian companies are going into indonesia to tap the huge market potentials there, cari makan as i put it simply. stop living as ‘katak di bawah tempurung’ …… you think we can survive by looking at Arabs/Middle-east ? those arabs dont care much about us being muslim country etc etc. the arabs in fact are one of the smartest and calculative investors and they have their eye now on China ! They invested more $$ into China (non Muslim country) than anywhere else in muslim countries! And indonesia will be their next natural platform in SEA …..

    by the way, the immigrants from indonesia is coming down, and now being replaced by bangladeshis ….. if u care to check the facts.

    your mentality really reflects the severe backwardness of ‘jaguh kampung’ mentality among malaysians.

  8. isal Says:

    pak lah is not popular again. dia sudah banyak melakukan kesalahan. salah satu contohnya adalah sbb:
    http://isal.wordpress.com/2008/04/09/foto-menarik-pm-malaysia-badawi-dato-michelle-yeoh-bos-ferarri-jean-todt/

  9. Mas Kopdang Says:

    Dari cara bicara Warga Malaysia, sepertinya pendidikan pulitik di sana masih kalah jauh dibandingkan Indonesia..

    Kata-kata yang mencibir masih terus menggelayut dan gampang dimuntahkan..

    Salam berpulitik saja dari Indonesia.
    Kebebasan berekspresi harus dikawal dengan tanggung jawab pribadi.
    Karena kebebasan berekspresi beda tipis dengan mengumbar kebencian..

    Tarrikk Mang!

  10. desabungursari Says:

    ya namanya juga hidup terus berputar jadi menang kalah dan jadi tidak adalah kehendak yang maha kuasa.

    saya kades bungursari
    wsalm

  11. Amin Ahmad Says:

    Reformasi itu kerja kita seluruh umat..ayo merdeka!

  12. Menggugat Mualaf Says:

    membaca komenar-komentar di sini geli yaa.. ;P

    bung robert, boleh tanya?
    ada “hubungan”nya ga partai keadilan rakyat di malaysia dengan pks di indonesia? seperti apa ada kesamaan gerakan?
    ada dua skenario deh..
    – pertama, malaysia baru bereformasi seperti reformasinya indonesia 98, artinya indonesia selangkah lebih maju dalam berdemokrasi nih.. hehehe..
    – kedua, kesamaan trend kemenangan partai islam..
    nah, yang mana bung?

    kemudian, saya ga heran UMNO gagal.
    saya pernah lihat di metro tv ‘secret operation”, bahwa di tahun awal kemenangan UMNO itu justru disupport oleh indonesia. banyak TKI indonesia dikirim tuk menjadi warga negara malaysia dan memilih UMNO. ini “kerjasama” antara soeharto dan tun abdul apa gitu(?)
    jadi kemenangan UMNO itu hasil konspirasi..
    ehmm, jadi ya maaf-maaf saja ya buat malaysia. anda itu banyak berhutang pada indonesia. baik yang legal maupun yang ga legal..
    tapi it’s oke lah.. saya bersyukur, malaysia bergejolak. biar ga selalu merecoki indonesia.. hehehe.

    dan sebagai indonesia muda, saya memaafkan saja yang sudah terjadi.
    peace lah.. setuju??
    toh, indonesia saat ini sedang bergerak untuk bangkit dengan lebih baik dan penuh dengan kesadaran.. mari kita lewati saja semua proses ini dengan sabar dan waspada.

  13. siuma Says:

    Reformasi terjadi di mana-mana. ya di INDONESIA ya di malaysia

Tinggalkan komentar