Mati Ketawa Gara-gara Pemilu 2009

Orang-orangnya SBY sendiri tak kalah lucunya. Entah karena kelewat mabuk kepayang oleh eforia kemenangan, beberapa politisi Partai Demokrat berulang kali mengatakan kepada media massa bahwa SBY akan bertindak hati-hati dalam menyusun pemerintahan. Buset dah. Emangnya pemerintahan disusun berdasarkan hasil pemilu legislatif ? Sing eling, coy….wong pertandingannya aja belum dimulai…..

Oleh : Robert Manurung

1. Kita patut merasa lega dan bangga karena kesadaran politik rakyat Indonesia ternyata sudah sangat tinggi. Buktinya jumlah caleg secara nasional dalam pemilu barusan tak kurang dari 1,7 juta orang. Artinya, di antara 100 pemilih ada satu caleg. Ini pasti rekor dunia. Sedangkan di negara jiran, Malaysia, rasionya 10.000 : 1.

2. Perilaku caleg di Indonesia juga sangat cinta damai. Jika di negara-negara lain para politisi tega melakukan kekerasan, dan bahkan membunuh, demi memenuhi syahwat kekuasaan; di negeri tercinta ini para caleglah yang mati setelah gagal jadi anggota dewan, mulai dari yang terkena serangan jantung sampai yang ikhlas bunuh diri.

3. Masih soal perilaku caleg, ada juga yang lugu, konyol dan menggelikan. Di daerah daerah, sebagaimana diberitakan oleh beberapa stasiun TV, sejumlah caleg meminta kembali barang-barang yang sudah diberikan kepada masyarakat konstituennya. Ada yang berupa alat musik, tabungan di bank, dan bahkan karpet pun ada. Pangkal soalnya gampang ditebak : si caleg kalah alias tidak mendapat suara yang diharapkan dari masyarakat yang telah disogoknya.

4. Sifat pemberitaan media massa sangat cenderung mengobarkan sinisme umum terhadap caleg. Seolah-olah semua caleg adalah politisi busuk. Ironisnya, pada saat yang sama, media massa sangat ramah terhadap caleg dan capres yang beriklan di medianya. Sejatinya, tabiat media massa sama saja dengan semua politisi dan masyarakat awam; yang memaknai serta memanfaatkan panggung politik dan pemilu demi fulus semata-mata. Cuma kelompok golput saja yang bisa dipastikan tidak ikut aji mumpung alias nihilis.

5. Meski belum tersedia data resmi, namun bisa dipastikan Pemilu 2009 telah menimbulkan dampak positif bagi perekonomian nasional, utamanya di bidang jasa, perdagangan, dan sebagian manufaktur. Berdasarkan perkiraan kasar saja kemungkinan perputaran uang yang terkait dengan pemilu tak kurang dari Rp 300 triliun; mulai dari kucuran APBN lewat KPU sampai pengeluaran caleg dan capres untuk belanja iklan, atribut-atribut kampanye, transportasi, komunikasi, artis, sampai uang saku peserta kampanye dan buat “serangan fajar”. Dengan kata lain, tidak benar bawa pemilu merupakan pemborosan, tapi malah sebaliknya menjadi instrumen pemerataan ekonomi dengan cara yang serong. Lebih baik dong orang-orang kaya itu membelanjakan uangnya di sini, karena tergiur kekuasaan, daripada mereka hambur-hamburkan di luar negeri, iya kan ?

6. Pemilu 2009 membuktikan untuk kesekian kalinya bahwa rakyat Indonesia sudah sangat dewasa dan matang dalam berdemokrasi. Jika di banyak negara lain masa kampanye dan hari pemilihan selalu menimbulkan kecemasan bakal terjadi kerusuhan, di Indonesia mah asyik-asyik aja. Pada kampanye kemarin masyarakat Indonesia sangat nyantai dan syur, karena hampir semua acara kampanye menyuguhkan konser musik dan goyang erotis biduan-biduan seksi. Dan, partai-partai yang dulunya ngotot menggolkan UU Pornografi, kali ini sengaja melanggar undang-undang “porno” itu demi menghibur rakyat. Baik ya…

7. Bicara soal kontroversi UU Pornografi bakalan tidak habis-habisnya, dan bisa menjadi tindakan pornografi tersendiri. Karena itu baiklah kita batasi membicarakan topik ini hanya terkait dengan PKS. Pertanyaannya : apakah kecenderungan merosotnya dukungan terhadap partai ini lantaran tidak menghidangkan goyang erotis di panggung kampanyenya ? Atau, jangan-jangan manuver PKS yang mempahlawankan Soeharto dalam iklannya yang menuai kontroversi, dan usahanya menyamar seolah-olah partai terbuka, justru dianggap terlalu “erotis” atau masuk kategori pornografi politik oleh para pendukung dan simpatisannya sendiri ?

8. Waktu hari pencontrengan kemaren, suasana di TPS-TPS benar-benar mencerminkan sikap masyarakat Indonesia yang kekeluargaan, ramah-tamah, toleran, dan penuh canda. Meski dilarang oleh undang-undang, masyarakat merasa oke-oke saja saling mempengaruhi bakal pilihan masing-masing. Ada yang mengaku bingung milih siapa atau partai mana; lalu ada yang nyodorin nama caleg dan partai tertentu. Ada juga yang jauh-jauh hari sudah bertekad menerapkan secara konsekwen slogan pemilu yaitu jurdil, alias mencontreng semua kandidat…..

9. Masyarakat kita memang punya karakteristik tersendiri yang pasti memusingkan para pakar politik di dunia barat. Kalau buat para pakar makna pemilu adalah mengoreksi dan memperbarui mandat rakyat untuk satu periode ke depan, itu mah terlalu serius buat di sini. Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, pemilu adalah agenda lima tahunan yang penuh berkah, janji-janji kosong, joget, dan kenikmatan bermain-main dengan nasib sendiri. Salah satu contohnya aksi solidaritas spontan masyarakat di lingkungan rumah Wiranto, capres dari Partai Hanura. Mereka masih sakit hati dan merasa ikut dipermalukan ketika Wiranto kalah di TPS di wilayah Bampu Apus (Jakarta Timur) itu dalam Pilpres 5 tahun lalu, yang didramatisir oleh media massa. Makanya dalam pemilu kali ini, semata-mata atas nama solidaritas bertetangga dan demi menjaga citra permukiman mereka, masyarakat di sana membulatkan tekad : Wiranto boleh kalah di tempat lain, tapi tidak di TPS kita . Hasilnya ? Hanura menang telak di TPS itu.

10. Pemilu tak mungkin terselenggara tanpa KPU, dan kali ini kreativitas mereka sungguh luar biasa. Selain berhasil mengubah cara memberi suara dari mencoblos jadi mencontreng, yang berarti harus ada anggaran ekstra untuk sosialisasi, mereka pun sukses besar “menghilangkan” hak pilih jutaan rakyat lewat modus DPT yang amburadul itu. Lebih ajaib lagi, gara-gara tuan-tuan dan puan-puan di KPU itu para arwah pun ikut terdaftar sebagai pemilih. Entah siapa yang diuntungkan oleh kejeniusan KPU yang kelewatan itu…..

11. Tak perlu disangsikan lagi, Jusuf Kalla adalah politisi sejati yang sungguh lihai. Hanya puluhan menit setelah hasil Quick Count diumumkan; dan menunjukkan keunggulan signifikan Partai Demokrat; Ketua Umum Golkar yang juga Wapres itu kontan menyampaikan ucapan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Lalu, orang-orang dia menyetel berita di media massa : JK siap berduet kembali dengan SBY. Orang-orang yang tak suka padanya, dan kaum moralis, kontan bereaksi menuding JK sebagai manusia plin-plan. Pasalnya, sebelum pencontrengan dia sesumbar akan maju sebagai calon presiden, bahkan disertai “kecap” bahwa pemerintahannya bakal lebih cepat membawa perubahan dibanding pemerintahan SBY. Orang-orang lupa bahwa makna politik buat JK adalah seni memanfaatkan setiap peluang dan cara untuk (ikut) berkuasa…..

12. Orang-orangnya SBY sendiri tak kalah lucunya. Entah karena kelewat mabuk kepayang oleh eforia kemenangan, beberapa politisi Partai Demokrat berulang kali mengatakan kepada media massa bahwa SBY akan bertindak hati-hati dalam menyusun pemerintahan. Buset dah. Emangnya pemerintahan disusun berdasarkan hasil pemilu legislatif ? Sing eling, coy….wong pertandingannya aja belum dimulai…..

13. Media massa juga meniup-niupkan bahwa Megawati akan akan membentuk “trio” dengan Wiranto dan Prabowo Subianto. Lho ? Mereka bertiga kan sama-sama pengen jadi capres, berarti “suara satu” semua dong….bagaimana mungkin mereka membentuk “trio” yang kompak dan merdu ?

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

16 Tanggapan to “Mati Ketawa Gara-gara Pemilu 2009”

  1. Nesia! Says:

    Hebat… Memang semestinya, kt melihat Pemilu kemarin sebagai sebuah panggung komedi nasional… Jadi kita tak usah banyak berharap, tp paling tidak bisa cengar-cengir.

  2. muqay Says:

    Tuan Ayo, maaf saya tidak tahu nama tuan.

    Saya ada satu soalan adakah benar, mereka yang ingin menjadi wakil rakyat adalah kerana ingin menjadi kerja sahaja. Maksudnya kerna gajinya lumayan.

    Jika itu menjadi matlamat, rakyat yang memilihnya menjadi mangsa kerakusan wakil rakyat itu sendiri. Maka negara juga akan mengalami kerugian sebegitu besar.

  3. David Says:

    MENGGUGAT PUTUSAN SESAT HAKIM BEJAT

    Putusan PN. Jkt. Pst No.Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
    Sebaliknya, putusan PN Surakarta No.13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha/Tergugat (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
    Ajaib. Di zaman terbuka ini masih ada saja hakim yang berlagak ‘bodoh’, lalu seenaknya membodohi
    dan menyesatkan masyarakat, sambil berlindung di bawah ‘dokumen dan rahasia negara’.
    Statemen “Hukum negara Indonesia berdiri diatas pondasi suap” (KAI) dan “Ratusan rekening liar terbanyak dimiliki oknum-oknum MA” (KPK); adalah bukti nyata moral sebagian hakim negara ini sudah terlampau sesat dan bejat. Dan nekatnya hakim bejat ini menyesatkan masyarakat konsumen Indonesia ini tentu berdasarkan asumsi bahwa masyarakat akan “trimo” terhadap putusan tersebut.
    Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Masyarakat konsumen yang sangat dirugikan
    mestinya berhak mengajukan “Perlawanan Pihak Ketiga” dan menelanjangi kebusukan peradilan ini.
    Siapa yang akan mulai??

    David
    HP. (0274)9345675

  4. bodrox Says:

    hihihi…, karena itulah saya senang tinggal di indonesia. semua bisa jadi lucu.

    kalo ada bea siswa ke luar negeri mau juga sih 🙂

    “Lanjutkan!!”

  5. Farida Simanjuntak Says:

    Pemilu kali ini sangat luar biasa…. Amburadul …… Para elit politik benar-benar menunjukkan “Dunia Ini Panggung Sandiwara”
    Semalam lawan, sekarang kawan… Maaf kalau boleh dibilang mereka “Munafik”. Rakyat benar-benar jadi Boneka yang asyik buat dipermainkan.
    Demi kepentingan sekelompok orang, jutaan rakyat jadi gontok-gontokkan.
    Mendadak muncul ahli Politik, yang sebenarnya kurang paham apa yang dia lakukan.. Meneriakkan Keadilan sampai suara serak, tapi mereka sebenarnya tahu apa tidak tentang keadilan itu sendiri ????
    Entahlah… Kita lihat saja ke arah mana negara ini akan dibawa..
    Semoga Indonesia mendapat kembali kejayaan dan kedamaiannya..

  6. iman brotoseno Says:

    saya suka poin nomer 6 he he

  7. PMB Bandung Says:

    …. lanjutkan ….

  8. maipura Says:

    memang lucu sih….

    tapi tetep gak bisa ketawa…
    ada juga sedih, kok negara ku bisa kayak gini ini kenapa ???

    kenapa coba ???

  9. Singal Says:

    hehehe..negeri indah yang penuh dengan bunga-bunga..tetapi…cepat layu..

  10. sihotang Says:

    Tertarik juga kite nyemplung di web ini, kalau anda bertanya apa komentar saya?,komentar saya adalah ‘semoga negara aman dan damai menuju kemakmurannya yang sehat’.cukup.

  11. dir88gun2 Says:

    assalamu alaikum wr. wb.

    alhamdulilah…
    Selamat akhirnya golput berhasil memenangkan jumlah suara terbanyak!
    Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Partai Golput,
    baik yang dengan penuh kesadaran dan keikhlasan maupun yang tidak.
    Lho, maksudnya? Gak Jelas? 😐

    Sudah saatnya kita ganti sistem!
    Sistem yang lebih “pro rakyat” dan lebih “berbudi”…
    Ayo kita ganti secepatnya, “lebih cepat lebih baik”…
    Mari kita “lanjutkan” perjuangan dakwah untuk menegakkannya!
    Sistem Islam, petunjuk dari Sang Maha Pencipta!

    Lihatlah dengan hati dan fikiran yang jernih!
    Aturan Sang Maha Pencipta diinjak-injak
    dan diganti dengan aturan yang dibuat seenak udelnya!
    Dan lihat akibatnya saat ini, telah nampak kerusakan
    yang ditimbulkan oleh sistem sekulerisme dan turunannya
    (seperti: kapitalisme, sosialisme, demokrasi, dsb) di depan mata kita!

    Banyak anak terlantar gara2 putus sekolah.
    Banyak warga sekarat gara2 sulit berobat.
    Banyak orang lupa gara2 ngejar2 dunia.
    Dan banyak lagi masalah yang terjadi gara2 manusia nurutin hawa nafsunya.

    Lihat saja buktinya di
    http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/12/kemungkaran-marak-akibat-syariah-tidak-tegak/
    http://hizbut-tahrir.or.id/category/alwaie/
    http://hizbut-tahrir.or.id/category/alislam/
    dan banyak lagi bukti nyata yang ada di sekitar kita!

    Untuk itu, sekali lagi saya mohon kepada semua pihak
    agar segera sadar akan kondisi yang sekarang ini…
    dan berkenan untuk membantu perjuangan kami
    dalam membentuk masyarakat dan negeri yang lebih baik,
    untuk menghancurkan semua bentuk penjajahan dan perbudakan
    yang dilakukan oleh manusia (makhluk),
    dan membebaskan rakyat untuk mengabdi hanya kepada Sang Maha Pencipta.

    Mari kita bangkit untuk menerapkan Islam!
    mulai dari diri sendiri.
    mulai dari yang sederhana.
    dan mulai dari sekarang.

    Islam akan tetap berlaku hingga akhir masa!
    Dan Islam akan menerangi dunia dengan cahaya kemenangan!
    Mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang berkenan (-_-)
    terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.

    wassalamu alaikum wr. wb.

  12. tanobato Says:

    Sudah perlu dimutakhirkan ini supaya sejalan dengan yang ada sekarang … Memang bangsa kita adalah bangsa yang ramah, pema’af, dan lucu-lucu … Tidak jauh beda dengan para pemimpinnya yang punya kemampuan mirip-mirip “pendagel tanpa sengaja”.

  13. turnip Says:

    kapan ini berakhir? siapa yang akan mengakhiri ini?

  14. Mangaratua H Situmorang Says:

    ooo..oooo
    bungai rampai demokrasi di indonesia
    mari kita bangun Indonesia, jangan lupa pilpres juli 2009…
    ramai-rami datangi tps yang ada….ramai-ramai kita coblos mereka bertiga…ramai-rami kita contreng lebih dari 2 kali…

  15. alisyah Says:

    respon untuk poin 11 & 13
    dan ternyata JK akhirnya nyapres juga, sementara prabowo pun kawin paksa dengan megawati. semuanya haus kekuasaan (this is my opinion)

  16. Amani Markjes Says:

    saya hanya bisa tersenyum “kecut’

Tinggalkan komentar