Protap, “Komoditas Panas” Pemilu 2009

“Menjajakan” isu Protap boleh jadi merupakan strategi cerdik, meski sebenarnya yang paling dibutuhkan masyarakat ialah pemerataan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara. Sikap bermusuhan–dan bahkan “kriminalisasi” terhadap etnis Batak Toba–yang dilakukan oleh sejumlah pihak menyusul peristiwa demo anarkis awal bulan lalu di Medan; bukan tidak mungkin akan menguatkan sentimen “kita diperlakukan tidak adil dan disudutkan” di kalangan masyarakat akar rumput.

Oleh : Raja Huta

AMBISI untuk membentuk Provinsi Tapanuli (Protap) ternyata belum padam, kendati hampir semua tokoh pelopornya sedang meringkuk di tahanan. Sejumlah caleg di Tapanuli kini tengah “menjajakan” impian tersebut sebagai tema kampanye, untuk meraih dukungan masyarakat pada Pemilu 2009.

Salah satu partai politik yang getol mengangkat isu Protap pada kampanye pemilu kali ini adalah Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP). Bahkan, para caleg partai ini di Kabupaten Samosir tampaknya sengaja menggelitik “harga diri’ sub-etnis Batak Toba, sehubungan dengan masih terganjalnya perjuangan mewujudkan Protap.

“Sebelum saya menjabat ketua Partai, kita juga sangat mendukung akan lahirnya Propinsi baru ini, karena memang aspirasi tersebut berkembang di tengah-tengah masyarakat yang ada di Bona Pasogit mengingat pembangunan untuk daerah ini seperti dianak tirikan terang,” Robert Pardede, Ketua Pimpinan Kolektif Kabupaten (KPKK) PDP.

“Menjajakan” isu Protap boleh jadi merupakan strategi cerdik, meski sebenarnya yang paling dibutuhkan masyarakat ialah pemerataan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara. Sikap bermusuhan–dan bahkan “kriminalisasi” terhadap etnis Batak Toba–yang dilakukan oleh sejumlah pihak menyusul peristiwa demo anarkis awal bulan lalu di Medan; bukan tidak mungkin akan menguatkan sentimen “kita diperlakukan tidak adil dan disudutkan” di kalangan masyarakat akar rumput.

Sebenarnya, yang paling dibutuhkan masyarakat Tapanuli pada umumnya adalah keadilan dalam menikmati “kue pembangunan” di Sumut; bukan propinsi terpisah. Adanya ketimpangan pembangunan gampang sekali dibuktikan. Lihatlah betapa hancur leburnya ruas-ruas jalan utama di Tanah Karo, Simalungun, Tobasa, Samosir, Dairi, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Kondisi jalan di sana jauh lebih buruk ketimbang jalan pedesaan di Sumatera Timur.

Sayangnya, peristiwa demo anarkis oleh para pendukung Protap di Medan, awal bulan lalu, telah gagal direspon secara bijaksana dan tepat oleh pemerintah provinsi Sumut dan pemerintah pusat. Tekanan politik dan “kriminalisasi” serampangan terhadap sub-etnis Batak Toba–pasca peristiwa itu, telah menggeser fokus dari masalah ketimpangan pembangunan ke perebutan “hegemoni” etnis di Medan.

Seharusnya, pemerintah propinsi dan pemerintah pusat berusaha melokalisir dampak ikutan demo anarkis tersebut, dengan cara menegaskan dari permulaan bahwa amuk massa tersebut hanyalah ulah segelintir orang. Dengan kata lain,  semestinya pemerintah provinisi dan pemerintah pusat berusaha mencegah timbulnya anggapan dan generalisasi yang menuding seluruh sub-etnis Batak Toba ikut bertanggung jawab.

Sekarang nasi sudah jadi bubur. Buat masyarakat awam di Kabupaten Tobasa, Samosir, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan– yang mungkin tadinya tak tertarik sedikitpun terhadap Protap, yang dilihat adalah fakta bahwa 80 orang dari sub-etnis Batak kini meringkuk di tahanan. Dan, sikap tegas kepolisian Sumut menangkapi para “pejuang” Protap itu, sangat potensial untuk dicuriga sebagai balas dendam, lantaran Kapolda dicopot pasca demo anarkis yang direspon secara over reacting tersebut.

Kesemuanya itu akan membuat isu Protap menjadi “komoditas panas” pada Pemilu 2009, meski akibatnya kepentingan rakyat yang sebenarnya jadi terabaikan.

Berikut ini berita koran SIB mengenai komodifikasi isu Protap pada masa kampanye ini :

Pembentukan Propinsi Murni Aspirasi Masyarakat

Ketua Pimpinan Kolektif Kabupaten (PKK) Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP) Kabupaten Toba Samosir Robert Pardede mengatakan, aspirasi pembentukan Propinsi Tapanuli murni aspirasi masyarakat bawah dan harus terus diperjuangkan hingga bisa terealisasi dalam waktu dekat. Aspirasi akan pembentukan Propinsi baru (Protap-red), datang dari arus bawah (masyarakat-red) yang diaplikasikan dan dipercayakan kepada Panitia Pemrakarsa Pembentukan Propinsi Tapanuli.

“Pembentukan Propinsi Tapanuli merupakan aspirasi yang murni dan tulus dari masyarakat, sehingga harus disikapi dengan bijak dan cerdas tanpa harus dipolitisir. Karena kalau sudah dipolitisir bisa menyesatkan,” ungkap Robert Pardede kepada SIB di Balige Tobasa, baru-baru ini.

Karena pembentukan Propinsi baru ini murni, lanjut Robert yang dikenal dengan gelar Kempes ini, harus direalisasikan dan jangan dihempang dengan berbagai cara bahkan sampai memunculkan isu menyesatkan yang mengatakan pembentukannya kepentingan kelompok atau elit-elit politik saja. Bahkan sampai mengatakan bahwa Propinsi tersebut Propinsinya Kristen.

“Sebelum saya menjabat ketua Partai, kita juga sangat mendukung akan lahirnya Propinsi baru ini, karena memang aspirasi tersebut berkembang di tengah-tengah masyarakat yang ada di Bona Pasogit mengingat pembangunan untuk daerah ini seperti dianak tirikan terang,” Robert yang juga Ketua Keluarga Besar Gerakan Alumni Pelajar Pancasila Kabupaten Toba Samosir ini.

Menyangkut insiden yang terjadi di DPRD Sumatera Utara pada 3 Februari 2009 lalu saat massa Protap melakukan aksi unjuk rasa yang mengakibatkan tewasnya Ketua DPRD Sumatera Utara H Abdul Aziz Angkat, siapapun tidak pernah menginginkan insiden itu terjadi. Panitiapun tidak pernah menginginkannya, kata Robert Pardede didampingi Sekretaris PKK PDP Tobasa Charles Sitohang SE dan bendahara Polianed Pardede.

Kepada seluruh Panitia Pembentukan Propinsi Tapanuli yang akibat insiden tersebut ditahan pihak kepolisian, kata Robert tetap kuat dan tabah menghadapi tantangan yang ada. Karena yang namanya perjuangan pasti ada resiko, apalagi perjuangan itu merupakan cita-cita luhur yang bertujuan untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat luas.

“Doa kami bersama seluruh Panitia Pembentukan Propinsi Tapanuli. “Maju terus, pantang mundur,” kata Robert bersama caleg-caleg PDP Kabupaten Tobasa di antaranya Madju Samosir, Robert M Hutahaean, Barita Hutagalung.

Sumber : http://tobadreams.wordpress.com/

Tag: , , , , , , , , , , ,

5 Tanggapan to “Protap, “Komoditas Panas” Pemilu 2009”

  1. Peri Turnip Says:

    sebuah mimpi untuk memajukan kampung halaman, dan seharunya bukan suatu hal yang mustahil

    “berpikirlah seperti orang batak
    “bertemanlah seperti orang jawa
    ……………….
    jika protap hanya ajang perpecahan
    kita bukan orang batak, karena seharunya kita berpikir seperti kalimat sebelumnyn

    jika protap hanya kenraan politik….
    kita sebagai sosok berpikir, sepantas dan sepatut nya kita bijaksana dalam berpolitik

    salam damai….

  2. sitohang par bintan Says:

    Selain untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja rezim yang berkuasa, pemilu seyogiyanya adalah forum diskusi publik yang luas atas semua permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.

    Saya mendukung issu Protapanuli diangkat sebagai tema kampanye dalam Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2009. Kalau caleg-caleg dan Capres pendukung Pro Tapanuli yang akhirnya keluar sebagai pemenang, itu harus dilihat sebagai bukti paling konstitusional dukungan atas gagasan pembentukan Pro Tapanuli. Tidak ada forum lebih demokratis yang bisa diterima logika demokrasi untuk memutuskan sebuah issu selain pemilu atau referendum.

    akan tetap mendukung Pembentukan Propinsi Tapanuli karena pengalaman empirik selama 60 tahun bersama Propinsi Sumatera Utara tidak memberikan kemajuan bagi Tapanuli melainkan potret sebagai peta kemiskinan.

    Saya tidak memahami jalan pikiran bahwa kita harus tetap berada dalam sistim yang selama 60 tahun telah terbukti gagal.

    Gagasan Pembentukan Pro Tapanuli adalah jalan pikiran yang logis…

  3. berman pakpahan Says:

    HORAS ………..’
    Para Calek yang berkampanye di wilayah Tapanuli yang menjadikan Komodity Panas mengenai Propinsi Tapanuli, saya rasa sah sah saja. hanya himbauan saya nanti kalau sudah benar2 terpilih jangan lupa kacang pada kulitnya.Anda terpilih jadi caleg harus Konsekwen untuk memperjuangkan Propinsi Tapanuli.

  4. sirajaoloan Says:

    hohoo..pengennya sih segera terlaksana protap ini, biar nggak sengsara oppung awak di pelosok2 sana

  5. Amani Markjes Says:

    Jika Protap hanya melingkupi wilayah ex Tapanuli Utara, sebaiknya pembentukan nama Protap perlu dikaji ulang karena setahu saya Tapanuli itu bukan hanya Tapanuli Utara dan Teluk Tapian Nauli (asal nama Tapanuli ) ada di Sibolga – Tapanuli Tengah…Horass

Tinggalkan komentar