Surat Pembaca di Koran Tempo : Ahmadiyah Menodai Islam

…memang negara menjamin kebebasan memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing, tapi kebebasan yang seperti apa ? Apakah termasuk kebebasan menodai agama ?

SEORANG pembaca mengirim surat protes ke Koran Tempo. Dia menilai, editorial koran ini pada edisi 18 April 2008 cenderung sepihak membela Ahmadiyah; sebaliknya kurang mempertimbangkan perasaan kaum muslim yang agamanya dinodai.

Surat pembaca adalah bagian dari komunikasi publik, meskipun tidak otomatis mewakili pandangan masyarakat. Opini di rubrik surat pembaca umumnya sangat individual, namun tetap berharga untuk mengetahui aspirasi masyarakat; terutama kalangan menengah bawah.

Penulis surat pembaca di Koran Tempo bernama Angga Nugraha, tinggal di Jakarta. Bahasa suratnya sangat santun, dan opininya disampaikan dengan jelas. Pada dasarnya dia sangat menghargai hak setiap warga negara Indonesia untuk memeluk dan menjalankan kewajiban agamanya secara bebas. Keberatannya terhadap Ahmadiyah adalah karena kelompok ini dianggap tidak konsekwen sebagai pemeluk agama Islam. Dia tidak keberatan dengan ajaran yang dianut Ahamdiyah, asalkan mereka tidak membawa panji-panji Islam.

Kalau saja semua umat beragama di Indonesia punya kemampuan dan kemauan berdialog seperti Angga Nugraha, artinya tidak arogan, memaksakan kehendak dan anarkis; aku yakin Tuhan akan tersenyum untuk pertama kalinya saat memandang Indonesia–bangsa besar yang memuliakan namanya dengan beragam bahasa dan cara.

Inilah kutipan surat pembaca tersebut yang dimuat di Koran Tempo edisi 21 April 2008 :

…hati saya sebagai seorang muslim merasa harus meralat beberapa isi dari editorial tersebut.

Pertama, jika memang Ahmadiyah merasa berbeda, mengapa mereka harus tetap memakai embel-embel Islam pada ajarannya ?

Jika memang mereka merupakan agama selain Islam, mungkin reaksi kaum muslim tidak akan seperti ini. Ahmadiyah mengaku Islam, tetapi mengakui ada nabi lain setelah Nabi Muhammad SAW. Jelas ini telah menodai agama Islam, karena dalam Islam sudah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir !

Kedua, memang negara menjamin kebebasan memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing, tapi kebebasan yang seperti apa ? Apakah termasuk kebebasan menodai agama ?

Ketiga, pengikut Ahmadiyah sendiri tidak menjalankan toleransi beragama, terbukti dari tertutupnya pergaulan mereka (jika kaum muslim yang tertutup, pastilah dicap ekstrem).

Demikian pendapat yang bisa saya sampaikan kepada Koran Tempo. Harap obyektif dalam menilai suatu kejadian, jangan dilihat dari sisi Ahmadiyah saja, tapi lihatlah dari sisi kaum muslim yang telah ternoda ajarannya oleh segelintir orang yang tergabung dalam Ahmadiyah. (Koran Tempo 18 April)

http://www.ayomerdeka.wordpress.com

Tag: , , , , , , , ,

9 Tanggapan to “Surat Pembaca di Koran Tempo : Ahmadiyah Menodai Islam”

  1. intelefone123 Says:

    Mengapa berdebat mengenai keyakinan kalau itu sukar dikomunikasikan?
    Semua orang yang punya teman Ahmadi bisa memberikan kesaksian sebagai warganegara, sebagai pribadi. Apakah anda punya teman orang Ahmadi atau tidak?

  2. danalingga Says:

    Dalam hal ini memang seperti buah simalakama, bahwasanya:

    1. empati kepada penganut ahmadiyah, mosok dipaksa melepas keyakinannya bahwa mereka itu tidak islam padahal mereka seyakin-yakinnya beranggapan bahwa mereka adalah Islam

    2. empati kepada penentang ahmadiyah, mosok dipaksa dilarang untuk menuntut orang/lembaga untuk tidak mengaku-ngaku Islam, padahal dia sangat yakin lembaga/orang tersebut sanga-sangat tidak Islam

    Jadi sungguh susah memang mengatur masalah keyakinan ini. Tapi saya heran kok kedua pihak bisa sangat yakin ya? Apa dah langsung diberitahu Allah?

  3. daeng limpo Says:

    Menaapa Pemerintah “pilih kasih”, MOSADDEQ sudah di vonis 4 tahun dipengadilan kemarin bukankah dia juga ngaku sebagai AL MASIh MAU’UD sama seperti MGA. Kok pimpinan Ahmadiyah gak ditangkap ?…….. takut ya….? buktikan aja dipengadilan kalau Ahmadiyah berani. Masak kalah sama MOSADDEQ…..lebih gentle…. lagi pula dia bukan orang India dia Indonesia. Ahmadiyah ini saking takutnya sampai minta bantuan PBB…lha MOSADDEQ divonis dia mah senyum senyum aja…HIDUP MOSADDEQ 😀

  4. nirwan Says:

    inilah kejadiannya kalau negara sudah sekuler. 😀 Mengaku berketuhanan yang maha esa, tapi tuhan menurut siapa? Dibilang Tuhannya Islam, wong kristen ngambek. Dibilang tuhannya kristen, wong islamnya marah. Terakhir, negara pun ambil keputusan: “KETUHANAN” 😀

  5. globalmalau Says:

    Salam untuk blogger Indonesia …kita bisa bersama di maya ini…apapun topic yang hangat dibincangkan adalah tentang Ahmadiyah…tariqat Ahmadiah…saya pernah dengar dulu dulu masa saya kecil lagik…bagus tariqat ini…jalan menuju Allah…mendekatkan diri dengan Allah…rahsia kita dengan Allah…hubungan kita dengan Allah…mohon redha dari Allah…tidak jadi masalah nya mengapa harus di goncangkan pegangan ahlinya…Di Malaysia Taerekat ini bebas diamalkan…begitu juga Tarikat naqsyambandi…tak jadi masalah sekiranya gurunya benar benar mursyid…Apa yang menjadi perkara berat ialah pengolahan ayat dari penulis penulis yang tidak pernah menyelam apa itu Ahmadiyah…ramai sekali penulis yang menulis tentang negativnya Ahmadiyah…Tak adil bukan….Jelaslah…kalau boleh berilah peluang kepada Gurunya untuk berterus terang dengan manusia yang tidak paham…kalau kita tidak pernah baiah dengan Guru dari aliran ahmadiyah…kita pasti tidak tahu asalusul galurnya…Apa yang jelas pengamal pengamal ahmadiyah …Naqsyabandi ….memang mempunyai jiwa kental dan musuh musuh klonial dari dulu lagi mencari mereka ini kerana menentang skular…Dizaman ini kita ambil contoh AlQaeda…adalah satu satu penggerak yang memegang tali yang lurus…Hizbullah pun ada pengamal ahmadiah…mereka inilah yang memagang tali islam dari dulu lagi…wasilah turun temurun dari zaman rasulullah hingga sekarang maseh ada…keturunan2 yang memgang ijazah dari guru guru dulu sampai keppada para sahabat dan seterusnya dari rasulullah dan yang amenerima terus dari Malaikat Jibrael di Gua Hirok…itulah galur jalan nya …dari nabi sampai kepada penerimanaya hari ini…dari zaman dulu lagi…inilah yang dikatakan UMMAH…kebanyakakn ahli ahli Ahmadiayah memang telah wirid wirid yang mesti diamalkan…mereka tahu…Yang tidak tahu adalah manusia yang rasa dah cukup ilmunya…kurang bertanya …dan kurang amal tentang islam…tak rasa tak boleh tulis …untuk itu..marilah kita bersungguh2 beramal dan kita jangan salahkan Team untuk menceritakan tentang rasa iman…islam untuk diri dan memperkuatkan team dengan islam lagi bagus…bagi saya dengan adanya Shahadat rasanya orang islam pasti percaya Allah dan Nabi muhammad itu pesuruhnya…cuma bila mereka tulis tentang cerita itu mereka tidak meyerlahkan kebenaran…Untuk itu tahniah Ahmadiayah …naqsyabandi…mereka sekali sekali tidak tergelincir akidah melainkan kita sendiri yang banyak mengeluarkan Fitnah…mereka tetap menyembah Allah dan tidak makan babi kerana mereka sama spt kita ISLAMMMM…bertaubatlah

    Globalmalau
    Aku tidur dalam haji
    aku lelap dalam mekah
    aku tidur seperti mati
    Nyawaku seah kepada Allah

  6. andiku Says:

    assalamu’alaikum wr.wb
    ahmadiyah ada 2 organisasi di Indonesia, pertama Ahmadiyah Qodian (Jamah Ahmadiyah Indonesia/JAI pusatnya di Parung Bogor) yang kedua Ahmadiyah Lahore (Gerakan Ahmadiyah Indonesia/GAI pusatnya di Yogyakarta) menurut saya, penanganan ahmadiyah jangan selalu melalui jalur-jalur kekerasan dan pemaksaan, bagaimanapun juga ahmadiyah adalah aset bangsa yang sudah ada sebelum bangsa ini ada (berdiri tahun 1925) dan saya rasa jalur dialog dan pendalaman akidah harus dilakukan, dan itu memerlukan waktu kajian yang lama. seharusnya sesama muslim janganlah mengkafirkan muslim yang lain, tugas ulama (MUI dan organisasi Islam yang lain) adalah mengislamkan orang yang tertutup hatinya (kafir) bukan mengkafirkan orang muslim, ini khan jadi terbalik fungsi MUI, dkk (malah mengurusi pencekalan artis).tanggung jawab MUI dkk itu berat jangan karena tekanan ormas atau golongan tertentu maka pemerintah juga ikut-ikut latah mengamini kekerasan agama di Indonesia. ingat ada hadits nabi yang maksudnya : perbedaan dalam Islam adalah Rahmat, dan apabila ada perbedaan pemahaman dan bila itu benar maka akan diberi 3 derajat, dan apabila pemahaman itu salah maka akan diberi 1 derajat. maka selayaknya kita luruskan perbedaan pemahaman itu buka n dengan kekerasan. wasalam ( andiku.wordpress.com)

  7. Yayan Sopyani al-Hadi Says:

    1. Seratus persen, aku menolak ada nabi setelah rasulullah Muhammad SAW!! Aku Baca Filsafat kenabian dari Ayatullah Muthahari, Sir Muhammad Iqbal hingga si “Pembaharu” Fazlurahman. Setelah aku merenung, dengan sedikit dilandasi pemahamanku akan landasan teologis beragam aliran, aku pastikan berdasarkan pertimbangan rasionalku, aku menolak ada Nabi setelah rasulullah SAW.
    2. al-Quran adalah Mutlak benar. barang siapa yang meragukan kebenaran al-Qur’an adalah KAFIR. tapi pemahaman setiap manusia terhadap al-Quran tidaklah mutlak benar. inilah ruang dialog saudaraku semua. silahkan anda menggunakan beragam metode tafsir: bi al-ma’tsur atau bi al-riwayat. silahkan pakai pisau tahlili, sufi, akli, perasaan atau apapun. tapi jangan meragukan al-Quran. dan pemaham orang terhadap al-Quran, silahkan pertimbangkan!!
    3. Keyakinan bukan untuk di adili…berbuatlah bijak dan cerdas seperti layaknya Imam ali sang pewaris ilmu nabi SAW, yang me njawab semua pertanyaan kaum khawarij ataupun menjelaskan tentang teologi kepada kaum nasrani dengan empatik, rasional dan tetap berpegang kepada landasan teks- al-Qur’an dan hadits. (lihat kitab “salunie qabla an tafqiduni” karya Syrkh Ridho hakim).
    4. Alangakah indahnya kalo blog ini menjadikan debat ilmiah sebagai sarana berkomunikasi dan bersilaturahiem intelektual dan spiritual. bukan hanya tentang islam, tapi juga tentang wawasan kebangsaan.

    saudaraku…

    “Engkau mungkin berbeda aliran dan madzhab denganku, tapi aku tidak akan mengkafirkan dirimu, kita hanya beda pemahaman. Engkau mungkin orang yang berbeda agama denganku, tapi kita adalah sama dalam penciptaan yang Maha Kuasa, sebagai umat manusia”

    salam hangat dan salam silaturahiem

  8. joko Says:

    “Islam itu suatu agama yang sempurna sudah melahirkan orang orang besar yang menguasai ilmu baik dunia maupun ilmu akhirat seperti Ulama , Wali, Sunan,dll mereka merasakan indahnya akan keagungan pada Islam, n sekarang buat apa merubah suatu yang sudah jelas jelas kebaikannya.
    trim

  9. Ismail Daru H. Says:

    Kesalahan persepsi pendukung Ahmadiyah

    Sebelum memulai penjelasan saya, perlu saya perjelas bahwa segala macam bentuk anarki yang dilakukan kelompok tertentu (salah satunya FPI & LPI) adalah salah.

    Menanggapi berbagai pernyataan yang dikemukakan oleh berbagai kelompok yang mendukung Ahmadiyah, menurut saya ada kesalahan persepsi. Mereka, yang mendukung Ahmadiyah, menyatakan demi keberagaman bangsa, demi kebebasan beragama dan berkeyakinan.

    Perlu diketahui bahwa apa yang diyakini oleh Ahmadiyah, setelah diteliti dan dipelajari, adalah sesat. Karena mereka mengatasnamakan Islam, maka seharusnya Ahmadiyah dipahami sebagai bentuk pelecehan atau penghinaan agama Islam. Bukan demi kebebasan beragama yang dikumandangkan oleh para pendukung Ahmadiyah. Bila Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, umat muslim akan sangat tidak keberatan.

    Ahmadiyah bukan sekedar masalah berbeda pendapat dalam berkeyakinan. Bila saya berkeyakinan atau pemahaman tertentu saya yang berbeda dan menjurus sesat dari agama saya, maka itu hak saya. Itu dosa saya. Itu urusan saya dengan Tuhan saya. Tapi bila saya mengajarkan, berdakhwah, mengajak, berkumpul, berkelompok dan berorganisasi, maka kegiatan tersebut tidak bisa dibenarkan dan didiamkan.

    Keyakinan Ahmadiyah bukan sekedar perbedaan pendapat seperti mengenai perbedaan hari Idul Fitri, yang menurut saya bukan merupakan suatu prinsip dasar dalam Islam. Perbedaan pendapat Ahmadiyah sudah menyerang dan merusak dasar-dasar prinsip Islam.

    Kepada para pendukung Ahmadiyah atas dasar kebebasan beragama dan berkeyakinan, perlu di ketahui asal mula historis gerakan kebebasan beragama dan berkeyakinan. Menurut saya, semua itu bermula dari pertentangan dalam diri suatu agama di timur tengah sekitar abad ke 1 SM dan eropa sekitar abad ke 16, serta perbedaan pendapat di India sekitar abad ke 5 SM. Maka, jangan menyamakan (baik sadar ataupun tidak sadar) historis Islam dengan mereka. Setidaknya menjadi suatu rujukan dalam arti “kebebasan”.

    Bahkan perbedaan antara Sunni dan Syiah yang bermula dari awal sejarah Islam merupakan perbedaan politik. Bukan prinsip-prinsip dasar keagamaan. Bukankah setelah nabi wafat, muncul nabi-nabi baru yang dibubarkan oleh Abu Bakar?

    Saya bertanya kepada para pendukung Ahmadiyah, bila memang setelah diteliti dan dipelajari Ahmadiyah adalah sesat, dimanakah pemerintah dan hukum dalam membela suatu agama yang telah dilecehkan dan dihina? Dimanakah keadilan Pancasila dalam melindungi agama tertentu dari penghinaan dan pelecehan suatu kelompok yang menganggap dirinya bagian dari agama tersebut?

    Saya mencintai Indonesia dan keberagamannya. Saya mencintai Pancasila yang saya anggap sebagai pemersatu dan penengah keberagaman Indonesia. Tapi, bisakah sekarang Pancasila melindungi salah satu warganya dari kelompok yang menyerang keyakinan warganya tersebut. Bisakah Pancasila, hukum dan pemerintah melindungi warganya (umat muslim) dari penghinaan dan pelecehan Ahmadiyah?

    Ismail Daru H.
    dariusjabbar@hotmail.com

Tinggalkan komentar