Posts Tagged ‘bhinneka tunggal ika’
18 Oktober, 2008
Karena Garuda Pancasila bukan burung onta; yang menyembunyikan kepalanya di pasir ketika bahaya datang; yang menyangkal realitas dengan eskapisme; maka Indonesia harus dijaga dari imperialisme budaya asing–yang puritan, hipokrit, dan merendahkan martabat manusia.
Karena Garuda Pancasila bukan burung onta; melainkan simbol keberanian, kejujuran, dan integritas; maka Indonesia tak boleh berubah menjadi tempat persemaian budaya asing yang membenarkan kekerasan demi kekerasan itu sendiri, gigi ganti gigi, mata ganti mata, dan merendahkan kaum perempuan, (more…)
Tag:bhinneka tunggal ika, garuda pancasila, ideologi pancasila, ideologi sektarian, Indonesia, kebangsaan, nasionalisme, persatuan indonesia, pluralisme, politik, ruu pornografi
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, merdeka, nasionalisme, politik, sosial | 38 Comments »
27 Agustus, 2008
Pendek kata, biar pun UUD 45 menjamin hak warga negara untuk menjadi calon presiden, namun setiap anak Batak yang beragama Kristen harus menghapus cita-cita itu sejak kecil. Sepintar apapun mereka, jangan pernah mimpi sekadar mencalonkan diri jadi presiden di negara berdasarkan Pancasila ini.
Oleh : Robert Manurung
DIJAMIN tidak banyak orang Indonesia yang tahu atau menyadari, bahwa negara kepulauan ini pernah dipimpin oleh orang Batak. Amir Sjarifuddin Harahap, namanya, beragama Kristen; menjadi Perdana Menteri Indonesia pada periode singkat tahun 1947-1948. (more…)
Tag:adam malik, amir sjarifuddin harahap, batak kristen jadi presiden, bhinneka tunggal ika, demokrasi, diskriminasi sosial-politik, Indonesia, kartun, kartun batak, opini, pancasila, pemilihan presiden, politik, sosial, uud 45
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, kartun/karikatur, politik | 48 Comments »
7 Agustus, 2008
Terlepas dari bagaimana sebenarnya masalah antara STT Setia dengan penduduk setempat, Wali Kota Jakarta Timur seharusnya bisa bertindak obyektif, adil, proporsional, dan menyejukkan. Apapun ideologi politik sang wali kota, termasuk seumpamanya dia anti-Kristen, H.Murdhani harus bertindak dan mengeluarkan pernyataan sesuai kapasitasnya sebagai penyelenggara negara di wilayah Jakarta Timur. (more…)
Tag:anas urbaningrum, bhinneka tunggal ika, fasisme, insiden pinang ranti, islam, kasus stt setia, kebebasan beragama, kristen, nasionalisme, pancasila, sekolah pendeta, sekulerisme, sosial-politik, uud 45, walikota jakarta timur h.murdhani diskriminatif dan pro, walikota sektarian
Ditulis dalam merdeka | 23 Comments »
2 Agustus, 2008
MUI menilai keberagaman etnik, budaya, dan agama di Indonesia sebagai keniscayaan yang tidak mungkin diingkari. Malahan, pluralitas Indonesia seharusnya bisa menjadi penggerak tumbuhnya kerjasama untuk membangun bangsa.
Oleh : Robert Manurung
MARI kita berikan tepuk tangan, dan mungkin lebih tepat standing ovation, buat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga Islam yang sering terkesan memposisikan diri sebagai “negara dalam negara” ini, baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa MUI sudah berketetapan : bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dasar Negara Pancasila adalah final. Tak boleh diganggu gugat!
MUI juga memfatwakan : separatisme terlarang dan wajib diperangi oleh Negara. (more…)
Tag:agama, amidhan, bhinneka tunggal ika, islam, jaringan islam liberal, kristen, majelis ulama indonesia, mui, nazri adlani, negara kesatuan republik indonesia, news commentary, pancasila, pluralisme
Ditulis dalam berpikir merdeka | 19 Comments »
3 Juni, 2008
Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !
( WS Rendra/Aku Tulis Pamflet Ini/1978 )
foto : blog Retorika
Tag:agama, ahmadiyah, amien rais, amuk, anarki, bangsa, bhinneka tunggal ika, front pembela islam, gus dur, Indonesia, jakarta, kebangsaan, kebebasan beragama, monas, muhammadiyah, negara, nu, pancasila, penegakan hukum, pentungan, pluralisme
Ditulis dalam merdeka | 20 Comments »
30 April, 2008
Keberagaman, kata tokoh muda NU itu, adalah takdir yang tidak bisa lagi diubah. Maraknya gejolak yang dipicu egosentris agama atau suku lantaran tidak paham soal takdir tersebut.
BANGSA dan negara ini membutuhkan guru bangsa, yang tidak sekadar pemimpin, melainkan juga memiliki visi kenegarawanan yang bisa memahami keragaman budaya dan menjadikannya potensi. Ia juga dapat memperlakukan minoritas sebagai bagian elemen kekuatan bangsa. (more…)
Tag:asep saeful muhtadi, bandung, bhinneka tunggal ika, franky sahilatua, garin nugroho, guru bangsa, Indonesia, jakob sumardjo, kebangsaan indonesia, keberagaman, keragaman budaya, majemuk, multi kultur, nasionalisme, negarawan, sultan hamengku buwono x, sultan hb x, wawasan kebangsaan
Ditulis dalam merdeka | 15 Comments »
30 Maret, 2008
OZOMATLI, grup musik dari Amerika Serikat (AS) pemenang Grammy Award, menggelar konser terbuka di Taman Surya, Surabaya, Jatim, Sabtu (29/3) pukul 19.00 WIB.
“Itu (travel warning) tidak terlalu kami pikirkan, karena kami memang ingin datang untuk melihat lebih jauh dari apa yang ada di media massa,” kata musisi Ozomatli Ulises Bella di Surabaya, Jumat. (more…)
Tag:berita, bhinneka tunggal ika, diversity, gamelan, hiphop, Indonesia, los angeles, music, musik, news, ozomatli, pluribus unum, surabaya, travel warning, us embassy, usa
Ditulis dalam merdeka | 2 Comments »
“Fatwa” MUI : NKRI dan Pancasila Final
2 Agustus, 2008Oleh : Robert Manurung
MARI kita berikan tepuk tangan, dan mungkin lebih tepat standing ovation, buat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga Islam yang sering terkesan memposisikan diri sebagai “negara dalam negara” ini, baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa MUI sudah berketetapan : bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dasar Negara Pancasila adalah final. Tak boleh diganggu gugat!
MUI juga memfatwakan : separatisme terlarang dan wajib diperangi oleh Negara. (more…)
Tag:agama, amidhan, bhinneka tunggal ika, islam, jaringan islam liberal, kristen, majelis ulama indonesia, mui, nazri adlani, negara kesatuan republik indonesia, news commentary, pancasila, pluralisme
Ditulis dalam berpikir merdeka | 19 Comments »