Posts Tagged ‘pluralisme’
20 November, 2008
Saya marah apalagi pemiliknya memakai nama kental batak dan nama blognya hampir mirip dengan blog saya. Sebagai pendeta dan melayani di gereja Batak, saya prihatin. Di negeri yang kita cintai ini kok orang masih suka menghina agama dan iman orang lain. Apa tujuannya? Mengadu domba masyarakat yang berbeda iman? Atau memang benar sakit jiwa?
Oleh Pdt. David Silaban**
Semalam saya terhentak menonton salah satu televisi swasta yang mendiskusikan tentang adanya blog http://lapotuak.wordpress.com yang memuat komik yang isinya telah menyakitkan saudara-saudara kita muslim. Saya berusaha mencarinya dan ternyata sudah di blokir oleh WordPress. (more…)
Tag:anarki, blog, blogger, demokrasi, internet, islam, kartun anti-islam, kartun nabi, kartun pelecehan, pluralisme, teroris internet, wordpress
Ditulis dalam agama, kartun/karikatur, nasionalisme, politik | 24 Comments »
23 Oktober, 2008
mana mungkin ada harmoni tanpa perbedaan ?
Oleh : Nirwan Dewanto
POTRET yang terdapat dalam lukisan ini manis, namun sang lukisan lebih manis lagi. Kita mengenal potret dari dokumentasi IPPHOS itu: Sukarno, Hatta, Sjahrir—tiga pemimpin puncak dari republik yang baru berdiri—duduk di kursi rotan panjang, di Jakarta, 1946. Tak tampak ketegangan pada wajah ketiganya, bahkan momen itu terasa sebagai jeda dari sebuah obrolan ringan belaka.
Mungkin saja ini semacam potret propaganda yang halus: ketiganya mesti mengatasi perbedaan mendasar tentang bagaimana bersiasat membawa sang republik muda menghadapi kekuatan penjajah lama yang hendak menancapkan diri kembali. Potret ini manis, seakan memperlawankan diri dengan revolusi kemerdekaan yang pahit dan berdarah di sebaliknya.
Pada lukisan karya S. Malela Mahargasarie ini, dinding kembang di latar belakang seperti menegaskan bahwa ketiganya memang hidup dalam perayaan perbedaan; ya, perayaan, sesuatu yang memberkati, membuka jalan. Bukan perpecahan, bukan perseteruan. (more…)
Tag:bung karno, hatta, ipphos, lukisan, nasionalisme, nirwan dewanto, pluralisme, politik, s malela mahargasarie, sjahrir, sosial, tiga serangkai
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, merdeka, nasionalisme, politik, sosial | 15 Comments »
18 Oktober, 2008
Karena Garuda Pancasila bukan burung onta; yang menyembunyikan kepalanya di pasir ketika bahaya datang; yang menyangkal realitas dengan eskapisme; maka Indonesia harus dijaga dari imperialisme budaya asing–yang puritan, hipokrit, dan merendahkan martabat manusia.
Karena Garuda Pancasila bukan burung onta; melainkan simbol keberanian, kejujuran, dan integritas; maka Indonesia tak boleh berubah menjadi tempat persemaian budaya asing yang membenarkan kekerasan demi kekerasan itu sendiri, gigi ganti gigi, mata ganti mata, dan merendahkan kaum perempuan, (more…)
Tag:bhinneka tunggal ika, garuda pancasila, ideologi pancasila, ideologi sektarian, Indonesia, kebangsaan, nasionalisme, persatuan indonesia, pluralisme, politik, ruu pornografi
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, merdeka, nasionalisme, politik, sosial | 38 Comments »
22 September, 2008
…PKS ingin menunggangi kebesaran PDIP sebagai jalan pintas untuk menempatkan orangnya di Istana Negara. Menjadi wapres pun sudah bagus, karena akan secara instan memperbesar pengaruh politiknya, tanpa harus kerja keras dan frustrasi membangun konstituen yang akan memakan waktu sampai 50 tahun, dan belum tentu berhasil seperti terbukti pada partai-partai yang berafiliasi ke NU dan partai-partai penerus garis politik Masyumi
Oleh : Robert Manurung
SETELAH sepuluh tahun membangun reputasi sebagai partai dakwah yang seakan-akan serba bersih, moralis, dan populis; serta menjadi satu-satunya parpol yang memiliki integritas tinggi; tiba-tiba sekarang PKS (Partai Keadilan Sejahtera) berubah jadi mencla-mencle, plintat-plintut, dan menjilat ludah sendiri.
Fall from the grace atau The prince become a clown ? (more…)
Tag:batak karo, golkar, koalisi pdip-golkar, koalisi pks-pdip, korupsi, masyumi, mega pantun, Megawati Soekarno Putri, merah-putih, muhammadiyah, new commentary, nu, pancasila, partai dakwah, partai islam, pdip, pemilu 2009, pks, pluralisme, politik islam, potik, Tifatiful Sembiring, uud 45
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, politik | 63 Comments »
18 September, 2008
Mengingat RUU itu bukan tentang kebijakan politik biasa, tetapi menyangkut kehidupan dan cara kerja sehari-hari masyarakat. Tak bisa sebagian masyarakat menentukan bagaimana semua harus membawa diri. Semua berhak menyatakan pendapat. Semua wajib didengar dulu sebelum akhirnya diambil keputusan.
Oleh : FRANZ MAGNIS SUSENO SJ
PADA tahun 2006 sebuah Panitia Khusus DPR menyiapkan teks RUU Antipornografi dan Antipornoaksi. RUU itu menimbulkan kontroversi di masyarakat, akhirnya menghilang dari peredaran.
Kini kita dikagetkan bukan hanya oleh sebuah RUU Antipornografi baru, tetapi oleh berita bahwa RUU itu, dengan memanfaatkan bulan Ramadhan, mau cepat-cepat disahkan dengan menghindar dari debat publik. Bak maling memanfaatkan terang remang-remang. Apa mereka tidak tahu malu ? (more…)
Tag:agama, artikel, demokrasi, franz magnis suseno sj, kompas, moralitas, opini, pluralisme, pornoaksi, pornografi, uu antipornografi
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, politik | 10 Comments »
2 Agustus, 2008
MUI menilai keberagaman etnik, budaya, dan agama di Indonesia sebagai keniscayaan yang tidak mungkin diingkari. Malahan, pluralitas Indonesia seharusnya bisa menjadi penggerak tumbuhnya kerjasama untuk membangun bangsa.
Oleh : Robert Manurung
MARI kita berikan tepuk tangan, dan mungkin lebih tepat standing ovation, buat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga Islam yang sering terkesan memposisikan diri sebagai “negara dalam negara” ini, baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa MUI sudah berketetapan : bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dasar Negara Pancasila adalah final. Tak boleh diganggu gugat!
MUI juga memfatwakan : separatisme terlarang dan wajib diperangi oleh Negara. (more…)
Tag:agama, amidhan, bhinneka tunggal ika, islam, jaringan islam liberal, kristen, majelis ulama indonesia, mui, nazri adlani, negara kesatuan republik indonesia, news commentary, pancasila, pluralisme
Ditulis dalam berpikir merdeka | 19 Comments »
24 Juni, 2008
Diskusi The Second World Peace Forum diikuti oleh 110 tokoh dunia, dan 120 tokoh nasional. Bakal digelar di Hotel Sultan, Jakarta, 24-26 Juni ini; diskusi akan dihadiri para tokoh agama, politikus, ekonom, dan cendekiawan.
Oleh : Robert Manurung
Ada tiga langkah progresif yang dilakukan Muhammadiyah dalam waktu belakangan ini. Semuanya menunjukkan kecenderungan yang signifikan bahwa ormas Islam ini sekarang lebih membuka diri terhadap pluralisme, dan proaktif membangun dialog antaragama dan antarkebudayaan. Alhasil, kita seperti melihat sosok Gus Dur yang melembaga, dan lebih canggih, dalam organisasi Muhammadiyah. (more…)
Tag:amien rais, din syamsuddin, diskusi antaragama sedunia, diskusi antarkebudayaan, forum antikekerasan agama, gus dur, muchdi pr, muhammadiyah, pluralisme, presiden sby, sjafii ma'arif, the second world peace forum, wapres jusuf kalla, zaenal ma'arif
Ditulis dalam merdeka | 10 Comments »
20 Juni, 2008
Jika terus dibiarkan, keberadaan kelompok pemaksa seperti FPI hanya akan menimbulkan sejumlah akibat negatif bagi semua pihak. Pertama, FPI bisa kian merajalela. Di satu sisi, ini dapat berarti bahwa FPI dan segala perilaku kekerasannya mendapat legitimasi pemerintah. Di sisi lain, kelompok lainnya, termasuk yang berseberangan dengan FPI, juga mendapat justifikasi untuk meniru apa yang dilakukan FPI.
Oleh : Achmad Munjid
Kandidat Doktor bidang Religious Studies, Temple University, Philadelphia, AS
PENYERANGAN massal terhadap aksi damai Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) oleh Laskar Pembela Islam, sayap organisasi Front Pembela Islam (FPI), di Monas, Jakarta, pada 1 Juni lalu jelas merupakan anarkisme. Selain menganiaya fisik para korban, penyerangan itu mencederai akal sehat, melukai nurani, dan mencabik moralitas yang dijunjung tinggi oleh setiap agama dan sistem keyakinan. (more…)
Tag:demokrasi, fpi, Indonesia, kebebasan beragama, kekerasan, pancasila, pluralisme, politik, vigilantisme
Ditulis dalam berpikir merdeka | 6 Comments »
3 Juni, 2008
Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !
( WS Rendra/Aku Tulis Pamflet Ini/1978 )
foto : blog Retorika
Tag:agama, ahmadiyah, amien rais, amuk, anarki, bangsa, bhinneka tunggal ika, front pembela islam, gus dur, Indonesia, jakarta, kebangsaan, kebebasan beragama, monas, muhammadiyah, negara, nu, pancasila, penegakan hukum, pentungan, pluralisme
Ditulis dalam merdeka | 20 Comments »
28 Mei, 2008
Oleh : Willy Hangguman (Suara Pembaruan)
SATU ABAD lalu, tepatnya 20 Mei 1908, di sebuah ruang kelas para mahasiswa sekolah kedokteran Jawa STOVIA mendirikan sebuah perkumpulan bernama Budi Utomo. Ini adalah organisasi modern pertama yang didirikan oleh bumiputra, begitu nama yang diberikan pemerintah kolonial Belanda untuk penduduk asli waktu itu. Tanggal kelahiran Budi Utomo kemudian dijadikan sebagai tonggak awal kebangkitan nasional untuk melawan penjajah. (more…)
Tag:amin rais, bendera merah putih, boedi oetomo, Indonesia, kebangkitan nasional, kebangsaan, kenaikan bbm, maluku utara, nasionalisme, nasionalisme indonesia, pancasila, pluralisme, privatiasi bumn, proklamasi 17 agustus 1945, sultan hb x, sumpah pemuda, uud 45
Ditulis dalam merdeka | 2 Comments »
8 April, 2008
Penggemar filsafat yang bersahabat dengan Gus Dur ini membawa Garudafood terbang amat tinggi. Dari hanya punya 1 pabrik dengan 700 karyawan dan 5 item produk, Garudafood dikembangkannya menjadi 8 pabrik, 19.000 karyawan dan 200 item produk. Konon, Sudhamek AWS adalah CEO paling brilian di Indonesia sekarang ini. Dia mengubah perusahaan menjadi mirip sekte agama. (more…)
Tag:bisnis, budha, cak nur, calon presiden, ceo, cina indonesia, consumer goods, fenomena, food industries, garudafood, gudang garam, gus dur, industri, inspirasi, kacang kulit, pluralisme, sekte agama, spiritual company, sudhamek, warta ekonomi
Ditulis dalam merdeka | 21 Comments »
PKS Menjilat Ludah Sendiri, Dekati PDIP
22 September, 2008Oleh : Robert Manurung
SETELAH sepuluh tahun membangun reputasi sebagai partai dakwah yang seakan-akan serba bersih, moralis, dan populis; serta menjadi satu-satunya parpol yang memiliki integritas tinggi; tiba-tiba sekarang PKS (Partai Keadilan Sejahtera) berubah jadi mencla-mencle, plintat-plintut, dan menjilat ludah sendiri.
Fall from the grace atau The prince become a clown ? (more…)
Tag:batak karo, golkar, koalisi pdip-golkar, koalisi pks-pdip, korupsi, masyumi, mega pantun, Megawati Soekarno Putri, merah-putih, muhammadiyah, new commentary, nu, pancasila, partai dakwah, partai islam, pdip, pemilu 2009, pks, pluralisme, politik islam, potik, Tifatiful Sembiring, uud 45
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, politik | 63 Comments »