Posts Tagged ‘kristen’
13 Februari, 2009
Di Pahae, Tarutung, Balige, Porsea, Dolok Sanggul, Pakkat, Parapat, juga di Onanrunggu Samosir, antara pemeluk Kristen/Katolik dan Islam dan juga dengan Ugamo Malim, hidup rukun dan damai sejak dahulu. Bahkan ketika konflik Ambon dan Poso meledak, orang-orang di Tano Batak tak terpengaruh. Itu disebabkan karakter dasar manusia Batak yang sejak dasarnya toleran dan hubungan sosial sehari-hari terhadap siapa pun dirajut berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma adat–termasuk pada etnis lain.
Oleh : Suhunan Situmorang
GARA-GARA Azis Angkat tewas akibat ulah ratusan demonstran penuntut Protap yang beringas itu, orang Batak (khususnya Toba), seperti sah ditelanjangi, dikecam, dimaki.
Bahkan, yang tak etisnya, para pengecam itu banyak dari kalangan non-Batak. Mereka seperti tak risih mengoreksi yang bukan etnisnya dan seakan memiliki kesempatan–yang sudah lama dipendam–untuk menghujat manusia Batak (Toba).Dan parahnya lagi, semua itu hanya berdasarkan pandangan, penilaian, yang muncul dari endapan stereotip dan hasil generalisasi yang sempit, kalau tak keliru.
Yang mati “hanya” seorang, kebetulan Ketua DPRD, dan visum dokter jelas-jelas mengatakan: ia tewas karena gagal jantung yang sudah pernah dioperasi lima tahun lalu. Tetapi karena ulah para demonstran itu, yang entah siapa mereka sesungguhnya, etnis Batak (Toba) menjadi bulan-bulanan–termasuk yang tak mau tahu perjuangan Protap.
Berbeda sekali ketika pertempuran antar-etnis Madura vs Dayak yang amat ganas dan barbar terjadi di Kalbar dan Kalteng, yang melibatkan ratusan ribu partisan. Pers, petinggi negara, pengamat sosial-politik, dan masyarakat di luar dua etnis yang bertikai itu, seperti kompak mereduksi dampak buruknya: tak membiarkan kejadian yang amat mengerikan itu melebar, tak mempertontonkan korban mati dengan kepala dipenggal (more…)
Tag:abdul aziz angkat, agama, balige, chandra panggabean, dprd sumut, harian sib, harian waspada, islam, kristen, medan, pahae, politik sektarian, porsea, protap, sipirok, sumatera utara, sumut, tarutung
Ditulis dalam agama, berpikir merdeka, komunitas, nasionalisme, politik, sosial | 23 Comments »
29 September, 2008
Dan, buat kami yang memiliki keluarga dengan agama yang berbeda, ada nuansa lain yang membuat kebersamaan itu terasa lebih indah, sebab mereka juga datang dan turut membantu kami. Bahkan saat hari masih pagi sekali, saudara-saudara kami yang beragama Kristen sudah datang, dengan semangat gotong-royong ikut menyiapkan perayaan Idul Fitri…
LOMANG. foto : kulinerkita.multiply.com
Oleh : Halida Srikandini boru Pohan (more…)
Tag:alomang, angkola, batak, batak muslim, idul fitri, islam, kerukunan islam-kristen di sipirok, ketupat, kristen, lebaran, lomang, makanan khas idul fitri, makanan khas lebaran, padangbolak, penyabungan, perayaan idul fitri, perayaan lebaran, sidimpuan, sipirok, sumatera utara, tapanuli selatan
Ditulis dalam agama, fenomena, sosial | 25 Comments »
1 September, 2008
Tapi, apakah benar Wali Kota Jakarta Timur H.Murdhani yang meninggalkan komentar di blog ini ? (more…)
Tag:blog, blogger, demokrasi, insiden pinang ranti, internet, komunikasi, kristen, pancasila, stt setia, walikota jakarta timur h.murdhani
Ditulis dalam agama, nasionalisme, politik | 7 Comments »
7 Agustus, 2008
Terlepas dari bagaimana sebenarnya masalah antara STT Setia dengan penduduk setempat, Wali Kota Jakarta Timur seharusnya bisa bertindak obyektif, adil, proporsional, dan menyejukkan. Apapun ideologi politik sang wali kota, termasuk seumpamanya dia anti-Kristen, H.Murdhani harus bertindak dan mengeluarkan pernyataan sesuai kapasitasnya sebagai penyelenggara negara di wilayah Jakarta Timur. (more…)
Tag:anas urbaningrum, bhinneka tunggal ika, fasisme, insiden pinang ranti, islam, kasus stt setia, kebebasan beragama, kristen, nasionalisme, pancasila, sekolah pendeta, sekulerisme, sosial-politik, uud 45, walikota jakarta timur h.murdhani diskriminatif dan pro, walikota sektarian
Ditulis dalam merdeka | 23 Comments »
2 Agustus, 2008
MUI menilai keberagaman etnik, budaya, dan agama di Indonesia sebagai keniscayaan yang tidak mungkin diingkari. Malahan, pluralitas Indonesia seharusnya bisa menjadi penggerak tumbuhnya kerjasama untuk membangun bangsa.
Oleh : Robert Manurung
MARI kita berikan tepuk tangan, dan mungkin lebih tepat standing ovation, buat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga Islam yang sering terkesan memposisikan diri sebagai “negara dalam negara” ini, baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa MUI sudah berketetapan : bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dasar Negara Pancasila adalah final. Tak boleh diganggu gugat!
MUI juga memfatwakan : separatisme terlarang dan wajib diperangi oleh Negara. (more…)
Tag:agama, amidhan, bhinneka tunggal ika, islam, jaringan islam liberal, kristen, majelis ulama indonesia, mui, nazri adlani, negara kesatuan republik indonesia, news commentary, pancasila, pluralisme
Ditulis dalam berpikir merdeka | 19 Comments »
1 Juli, 2008
“Banjir bandang kini mengancam Pahae, akibat ketamakan manusia menebang dan membakar hutan. Sekarang saatnya penanaman kembali untuk masa depan anak cucu kita ke depan,” ucap Nelson Parapat, Penasehat Persatuan Luat Pahae Indonesia pada acara doa bersama untuk korban gempa Pahae, Sabtu (21/6) di Kecamatan Simangumban.
Oleh : Robert Manurung
TUHAN niscaya tersenyum bahagia, melihat upacara mangupa-upa yang adakan para perantau asal Luat Pahae bagi penduduk kawasan itu, yang dilanda gempa pertengahan Mei lalu. Apalagi doa syukur dalam upacara di Kecamatan Simangumban itu, dipanjatkan secara Kristen dan Islam, serta dilengkapi ritual khas Batak, mangulosi. (more…)
Tag:batak, islam, kecamatan simangumban, kerukunan beragama, korban gempa pahae, kristen, luat pahae, pahae jae, pahae julu, persatuan luat pahae indonesia, purba tua, sipirok, tapanuli selatan, tapanuli tengah, tapanuli utara, tarutung
Ditulis dalam merdeka | 5 Comments »
10 Mei, 2008
Tongam adalah manusia self-made, membentuk diri sendiri lewat pergulatan hidup yang berliku, dari proses panjang petualangannya di rantau. Terlahir di sebuah lapo di Parapat, di bawah bimbingan ayah yang tangannya dihiasi tato– Tuan Bos Sirait namanya, Tongam tumbuh di antara dunia keras para preman dan senandung melankolis biduan-biduan kampung.
Oleh : Robert Manurung
DUNIA memang sudah terbalik-balik. Ketika sesama pendeta HKBP masih terus berkelahi rebutan jubah dan altar, sebagian bahkan sudah bertindak seperti preman, tiba-tiba muncul seorang preman asli lalu “berkotbah” mengenai kasih, persatuan dan kepedulian. (more…)
Tag:agama, batak, hkbp, kotbah preman, kristen, nommensen, parapat, preman, religius, tongam sirait
Ditulis dalam merdeka | 9 Comments »
30 April, 2008
Postingan ini adalah komentar salah seorang pembaca, menanggapi artikel “Negara Tidak Berhak Membubarkan Ahmadiyah“. Aku tertarik menampilkannya di halaman depan karena wawawasannya luas; bahkan menegok jauh ke awal sejarah agama samawi; dan tidak memihak pada salah satu agama atau aliran.
Aku menilai, komentar pembaca dengan nickname SALNGAM ini mewakili suara mayoritas yang bungkam (silent majority), di tengah-tengah bangsa kita.
Oleh : SALNGAM (more…)
Tag:agama, agama samawi, ahmadiyah, bidah, cosmic religion, fpi, hindu, hukum agama, iblis, Indonesia, islam, jesus, konstitusi, kristen, martin luther, mui, negara demokrasi, perang sabil, sejarah gelap agama, sikap beragama, yahudi
Ditulis dalam merdeka | 30 Comments »
25 April, 2008
Kita harus benar-benar tahu latar belakang mengapa seseorang melakukan kekerasan. Tapi biasanya, yang pura-pura (Islam) itulah yang paling keras.
Yang harus kita selesaikan adalah masalah-masalah pokok seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan sebagainya. Tapi itu malah yang nggak pernah diurusi. Malah yang diributkan tentang shalatnya bagaimana; sebelas rekaat atau berapa. Itu kan bukan masalah yang serius. (more…)
Tag:agama, ahlus sunnah, ahmad mutamakkin, ajaran Tuhan, alquran, anti-islam, buddha, dewa ruci, gusdur, Indonesia, islam, islam agama damai, jaringan islam liberal, jilbab, kafir, kebebasan beragama, kemiskinan, kerukunan beragama, konghucu, kristen, mekkah, muhammadiyah, nu, shalat, syi'ah, toleransi, yahudi
Ditulis dalam merdeka | 38 Comments »
9 April, 2008
Beginilah nasib pihak yang kalah dan dipinggirkan. Para pengikut Parmalim, agama masyarakat Batak sebelum Kristen dan Islam datang, kini terpaksa berpura-pura menjadi pemeluk agama Kristen arau Islam. Pasalnya, eksistensi Parmalim tidak diakui oleh para penyelenggara pemerintahan di Sumatera Utara.
Oleh : Jarar Siahaan (more…)
Tag:agama asli, batak, diskriminasi agama. kalah hegemoni, islam, kalah, kebebasan beragama, konstitusi, kristen, laguboti, monang naipospos, pahlawan nasional, parmalim, sisingamangaraja xii, sumatera utara, tanobatak, tapanuli, uud
Ditulis dalam merdeka | 19 Comments »
“Fatwa” MUI : NKRI dan Pancasila Final
2 Agustus, 2008Oleh : Robert Manurung
MARI kita berikan tepuk tangan, dan mungkin lebih tepat standing ovation, buat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga Islam yang sering terkesan memposisikan diri sebagai “negara dalam negara” ini, baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa MUI sudah berketetapan : bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dasar Negara Pancasila adalah final. Tak boleh diganggu gugat!
MUI juga memfatwakan : separatisme terlarang dan wajib diperangi oleh Negara. (more…)
Tag:agama, amidhan, bhinneka tunggal ika, islam, jaringan islam liberal, kristen, majelis ulama indonesia, mui, nazri adlani, negara kesatuan republik indonesia, news commentary, pancasila, pluralisme
Ditulis dalam berpikir merdeka | 19 Comments »