Archive for Januari, 2008

Jas Merah Bung Karno Untuk Soeharto

31 Januari, 2008

Salut buat anda semua orang Indonesia.Aku bangga pada kalian. Terutama mereka yang pernah disakiti oleh Soeharto, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kalian sudah menunjukkan kebesaran jiwa dan moral yang sangat tinggi, dengan tidak mengusik sedikit pun prosesi yang berjalan, sejak kematian diktator itu sampai pemakamannya. Kalau saja rohnya menyaksikan toleransi yang sangat indah itu, mungkin Soeharto akan menyesal pernah menyakiti kalian, biar pun memang sudah sangat terlambat.

Justru yang mengecewakan–dan bahkan menimbulkan rasa mual, adalah pencitraan yang sangat gencar dilakukan oleh media massa kita. Apalagi stasiun televisi swasta, dari jam ke jam, dari pagi sampai malam, kita dibanjiri, dibombardir dan didoktrin dengan pujian dan sanjungan yang teramat vulgar terhadap Soeharto. Mungkin bagi mereka yang menghormati jasa-jasa Soeharto pun, pencitraan bergaya propaganda itu akan terkesan terlalu bagus, terlalu banyak dan berlebihan. (more…)

Memalukan, Pemindahan Jenazah Soeharto Kacau Balau

28 Januari, 2008

KACAU balau dan sangat bising. Itulah gambaran keadaan di RSPP yang terlihat di layar televisi, ketika jenazah Soeharto hendak dipindahkan ke rumah duka di Cendana. Orang-orang saling berdesakan dan terdengar teriakan-teriakan, campur-baur dengan bentakan-bentakan. Terlihat pula puluhan aparat bersikap siaga, dengan senjata laras panjang dalam keadaan terkokang.

Walaupun hanya melihat gambar yang ditayangkan televisi, namun para pemirsa di seantero Indonesia, dan mungkin pula di seluruh dunia, pasti bisa merasakan tingginya ketegangan pada jam-jam pertama setelah kematian mantan diktator itu. Keadaan di RSPP benar-benar semrawut, mirip situasi di stadion sepakbola. Pokoknya overheating! (more…)

Atas Nama Rakyat, SBY Memuji Soeharto Sebagai Putra Terbaik Bangsa

28 Januari, 2008

Akal sehat kita tentu tak bisa menerima itu dan jadi bertanya-tanya. Apakah SBY menganggap dirinya–mentang-mentang menjabat sebagai presiden– memiliki kewenangan dan kekuasaan sedemikian besar, untuk seenaknya menghapus semua dosa politik Soeharto, lalu dengan sekehendak hatinya “mengangkat” Soeharto sebagai pahlawan bangsa?

Apakah SBY menganggap seluruh rakyat Indonesia sebagai kumpulan orang-orang yang dungu, yang hanya melalui sebuah pidato dapat dibujuk untuk seketika memuja Soeharto sebagai pahlawan bangsa? (more…)

Apakah Anda Berkabung Untuk Soeharto ?

28 Januari, 2008

AKHIRNYA, setelah tiga pekan menjadi drama– yang menyita perhatian segenap warga bangsa ini, mantan presiden Soeharto meninggal dunia pada Minggu siang, 27 Januari 2008. Kabar itu disiarkan oleh semua stasiun televisi nasional, yang mendadak menghentikan semua program reguler masing-masing, kemarin siang. Dalam sekejap, berita itu sudah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Karena ini adalah peristiwa penting dan langka buat bangsa kita, saat matinya seorang mantan penguasa, mari kita sharing. Bagaimana reaksimu setelah mendengar kabar itu? (more…)

Gesang, Bengawan Solo dan Tragedi Sosial

25 Januari, 2008

Apa boleh buat, keroncong dianggap tidak cocok lagi dengan semangat zaman yang resah, yang selalu ingin berlari dan berkelahi. Mungkin karena itulah Gesang tidak mencipta lagi, karena Solo yang amat dicintainya sudah selingkuh dengan kapitalisme, westernisasi dan hedonisme yang garing.

ENTAH bagaimana kabar Gesang sekarang ini. Lama sekali tidak ada berita di media masa mengenai pencipta lagu Bengawan Solo ini. Rasa ingin tahu dipicu peristiwa itu, ketika bengawan yang dipujanya murka, merendam wilayah amat luas dari Solo sampai Lamongan. Ikutkah Gesang di antara puluhan ribu orang yang menderita akibat bencana itu ?

Gesang sudah tua, namun bengawan yang perkasa itu tidak ikut renta bersamanya. Kehidupan di sekitarnya berubah dan mungkin cuma sedikit yang dia mengerti. Tuan-tuan Belanda– dengan cara hidupnya yang hedonis, sudah lama sekali pergi. Muncul tuan-tuan baru berpeci hitam, perayaan-perayaan kemerdekaan yang bising, baju loreng dan Pancasila, ribuan mayat bergelimpangan di bengawan itu—dari Solo sampai Surabaya, tampil the smiling general, lalu reformasi, pilkada di mana-mana, kemudian banjir, banjir,banjiiiiiiiiiir……

Bengawan Solo selalu menimbulkan banjir di sepanjang daerah yang dilewatinya. Itu peristiwa rutin yang disyukuri oleh penduduk di tepiannya, sebab membawa berkah dan kemakmuran.

Selepas banjir surut, sawah-sawah menjadi lebih subur. Selalu begitu sejak zaman kerajaan sampai masa kolonial, ketika the javanese princes dan kemudian para nona Londo bersampan-ria disana. Senantiasa begitu sepanjang masa, selalu banjir dan membawa sukacita, namun Orba telah mengubah makna banjir menjadi : bencana! (more…)

Soeharto Sakit, Bung Karno Ngetop Lagi (2)

25 Januari, 2008

Walaupun Bung Karno mati dalam sengsara, dia meninggalkan dunia dengan bahagia. BK yang sebenarnya ingin dikubur di Bogor itu diantar oleh ratusan ribu atau bisa jadi jutaan orang yang mencintainya. Begitu banyak rakyat yang ingin mengucapkan selamat jalan kepada “Penyambung Lidah Rakyat” ini sehingga panjang pengantar jenazahnya mencapai 11 kilometer dari TMP Sentul, Blitar, tempat liang lahat Bung Karno disiapkan. Mereka ini mengikuti ambulans sejak Malang.

Oleh : Hendry Ch Bangun

Di dunia maya, tulisan yang pro-Soeharto dan pro-Bung Karno memberikan banyak hal bagi pembacanya. Terutama kisah-kisah dari masa lalu, semacam pelajaran sejarah, yang mungkin tidak bisa didapat di buku, menurut versi si penulis yang tentu mewakili pandangan dan sikap mereka.

Generasi muda, yang lahir dan besar sejak Soeharto berkuasa tahun 1968-1998, dapat membandingkan isi tulisan itu dengan apa yang ada di benak mereka selama ini. Khususnya materi pelajaran yang diperoleh di bangku sekolah.

Bahannya melimpah, tidak ada batas halaman dan gratis. Yang penting, ada waktu untuk membaca. Inilah hikmah dari kemajuan teknologi dan kebebasan mengaksesnya. Daya tarik lain, tulisan umumnya disampaikan dalam bahasa yang enak dibaca, ditulis dengan antusias, dan independensi tinggi karena tidak takut dimarahi siapa pun termasuk penguasa.

Bila pengagum BK mengatakan Orde Lama lebih baik dari Orde Baru, maka pendukung Soeharto mengatakan itu tidak benar. Buktinya waktu itu rakyat susah, beli baju antre, beli beras antre, inflasi 600 persen, dsb.

Kasturi Sukiadi membela BK sesuai pengalamannya yang masa itu masih mahasiswa : (more…)

Soeharto Sakit, Bung Karno Ngetop Lagi (1)

24 Januari, 2008

Tapi, orang lalu bertanya apa Bung Karno mendapat perlakuan serupa? Ternyata nol besar. Dari berbagai artikel kita tahu, ketika sakit BK masih berstatus presiden namun sama sekali tidak dirawat dengan pantas. Pengawas sehari-harinya hanyalah perawat dan dokter hewan.

Oleh : Hendry Ch Bangun**

SELAMA Soeharto sakit, nama Bung Karno ikut ngetop. Padahal secara sistematis Soeharto dan aparatnya pernah berusaha menghapus nama BK dari ingatan bangsa Indonesia. Terutama di masa peralihan kepemimpinan negeri ini atau dalam istilah politik yang diciptakan Soeharto, dari Orde Lama ke Orde Baru. Segala hal buruk tentang BK dicoba dijejalkan ke isi kepala generasi muda dengan berbagai cara, setidaknya sejak tahun 1970-an, tetapi gagal. (more…)

Bisnis Paling Laris Saat Ini : Fear Treatment

23 Januari, 2008

Bohong besar kalau ada yang bilang perekonomian Indonesia sudah pulih. Jangan percaya omongan pemerintah atau para pakar ekonomi-keuangan, yang selalu gembar-gembor bahwa angka pertumbuhan ekonomi kita sekian persen per tahun, bahwa inflasi menurun bla bla bla. Buktinya : sektor riil masih tetap tidur lelap. Dan, penyaluran kredit perbankan cuma ke sektor konsumsi.

(more…)

Melihat Indonesia dari Korea Selatan

22 Januari, 2008

Mungkin tidak banyak di antara kita yang masih ingat, bahwa Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memulai pembangunan ekonomi pada akhir tahun 60-an. Situasi dan kondisi kedua negara pada waktu itu banyak sekali kesamaannya; antara lain sama-sama negara agraris, situasi ekonomi morat-marit, sedang transisi politik, menjadi satelit Barat, dipimpin oleh rezim militer dan tidak ada kepastian hukum.

SAMPAI tahun 60-an, Korea hanyalah sepenggal daratan di benua Asia dan sebuah bangsa yang keberadaannya “terlupakan” sepanjang sejarah dunia. Selama ribuan tahun eksistensi mereka tenggelam di balik bayang-bayang kebesaran ras Cina dan new kid on the block bernama Jepang yang budayanya menggetarkan dunia barat. (more…)

Mati Bercanda ala Indonesia

15 Januari, 2008

Apa sih yang tidak dijadikan guyonan di Indonesia ini? Malaikat maut pun mungkin merasa minder, sebab sebagian besar warga republik ini santai-santai saja menghadapi resiko kematian. Rasanya, tidak ada bangsa lain yang punya nyali segede orang Indonesia untuk bermain-main dan bahkan bercanda dengan maut. (more…)

Ironi Jurnalisme Indonesia

15 Januari, 2008

Oleh : Arya Gunawan

Apa yang kini berlaku di dunia jurnalistik Indonesia jelas-jelas sebuah ironi yang memprihatinkan. Justru di masa lalu ketika situasi masih tertutup, di mana informasi dikendalikan oleh penguasa Orde Baru lewat berbagai cara baik canggih maupun vulgar, masih bisa muncul anomali. Mochtar Lubis adalah contoh yang sering dikemukakan; kita semua tahu betapa dia sampai dipenjara karena kegigihan dan keberaniannya mengungkap korupsi di Pertamina. (more…)

Bahasa Dusta, Sensor dan Feodalisme

11 Januari, 2008

SELAIN fungsi dasarnya sebagai sarana berkomunikasi, bahasa bisa juga dijadikan alat untuk mempengaruhi dan mengendalikan masyarakat. Bung Karno memanfaatkan bahasa Indonesia untuk mempercepat proses tumbuhnya nasionalisme. Sebaliknya Soeharto menyalahgunakan bahasa Indonesia untuk menutupi kebobrokan rezimnya, serta membangun neo-feodalisme dalam tatanan kedikatatoran versi militer-jawa. (more…)

Merdeka!

8 Januari, 2008

Apakah engkau sudah merdeka, kawan?

Kalau sudah, kau boleh berhenti disini, kemudian keluar dari blog ini dan jangan datang lagi.

Blog ini hanya untuk orang-orang yang berani mengakui secara jujur bahwa dirinya belum merdeka. Dan misi tunggal blog ini adalah menghasut serta menyulut perlawanan setiap orang Indonesia yang masih merasa terjajah, supaya punya nyali memberontak, merebut dan memproklamasikan kemerdekaannya sebagai manusia yang memiliki akal budi, bermartabat tinggi dan berkehendak bebas. (more…)